Jaksa penuntut Venezuela mengatakan pada hari Senin bahwa keluarganya telah diancam dan diikuti oleh agen intelijen sejak dia berpisah dengan pemerintah, dan kekerasan pecah dalam demonstrasi di Mahkamah Agung atas sebuah upaya untuk mengubah konstitusi.
Luisa Ortega, mantan sekutu Presiden Nicolas Maduro yang telah berbalik melawan dia dan Partai Sosialis yang berkuasa, telah mempertanyakan penanganan Maduro terhadap demonstrasi jalanan oleh pihak oposisi dalam beberapa pekan terakhir dan menantang rencananya untuk menulis ulang sebuah konstitusi yang diajukan oleh pemimpin Hugo Chavez.
"Seseorang mengancam keluarga saya," katanya dalam sebuah wawancara radio. "Mereka mengganggu mereka, mengikuti mereka, mobil patroli yang mirip dengan SEBIN," katanya, merujuk pada Dinas Intelijen Bolivarian (SEBIN), sebagaimana dikutip dari laman Reuters, di Jakarta, Selasa (13/6/2017).
Pejabat negara telah meluncurkan serangkaian serangan verbal terhadap Ortega, mulai dari mempertanyakan kewarasannya untuk menuduhnya mempromosikan kekerasan.
Dia mengatakan bahwa dia akan meminta pertanggungjawaban pemerintah jika keluarganya dilecehkan.
Dikejar oleh kemarahan dengan inflasi tiga digit bersamaan dengan kekurangan makanan dan obat-obatan, protes telah meningkat lebih kecil namun lebih hebat selama dua bulan terakhir, dengan setidaknya 67 orang tewas dan ribuan lainnya cedera.
Kantor Ortega mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki kematian pada hari Senin seorang pria bernama Socrates Salgado, 49, di sebuah kota pesisir dekat Caracas. Politisi oposisi mengatakan bahwa dia meninggal dalam sebuah demonstrasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: