Untuk terus menumbuhkembangkan bisnis para anggota, CEO Business Forum (CBF) Indonesia menjalin kerja sama dengan tiga kementerian, yaitu Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Ketiga Kementerian tersebut dianggap sangat erat kaitannya bagi dunia bisnis.
"Kenapa kita melibatkan dewan pengarah atau kehormatan dari tiga Kementerian? Itu adalah kaitannya dengan nanti lingkup CBF di mana harus berkarya," ucap Ketua Umum CBF Jahja B Soenarjo kepada Warta Ekonomi?di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jahja menjelaskan kerja sama dengan tiga Kementerian tersebut diharapkan dapat menjadi sinergi dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
"Kita mengajak Kementerian Pariwisata. Indonesia ini sekarang tulang punggungnya adalah pariwisata. Dari presiden kita itu menggalakkan untuk mendatangkan 20 juta wisatawan yang masuk ke Indonesia maka tugas berat untuk Pak Arief Yahya selaku menteri. Kebetulan beliaulah yang sekitar tiga bulan lalu mengundang mengajak kami secara tidak resmi, melalui saya waktu itu, untuk bisa sama-sama memikirkan bagaimana menggalakkan pariwisata nasional," jelas Jahja.
Selain Kemenpar, CBF juga bersinergi dengan Kemenkominfo mengingat bisnis Indonesia butuh menyesuaikan diri dengan era yang serba digital.
"Sekarang ini sudah serba digital. Kita berpikir Indonesia ini sudah memasuki era ekonomi digital. Semua serba digital. Lahirnya mobile app di mana-mana, perdagangan online, dan segala macam, makin bergejala dan makin cepat. Meskipun skalanya kecil, tetapi pertumbuhannya signifikan," tutur Jahja.
Kemudian, lanjutnya, CBF terus berupaya untuk?membantu pemerintah dan juga para pengusaha agar?terlibat dalam pemanfaatan digital dalam proses bisnis, dalam perdagangan, dalam ekonomi.
"Kita harus berpikir fundamental industri digital yang kuat. Otomatis kita juga bersama-sama dengan asosiasi yang lain untuk bisa membantu bagaimana membangun ekonomi digital yang berkelanjutan di Indonesia," sebutnya.
Selain itu, Kementerian Perdagangan yang juga sangat berpengaruh terhadap upaya pengembangan bisnis anggota CBF, seperti ekspor. Menurut Jahja, dunia ekspor Indonesia sudah tidak lagi bertumpu pada produk migas.
"Karena ekspor migas ini bukan lagi menjadi andalan maka otomatis adalah nonmigas. Lalu sektor nonmigas ini siapa saja? Ekspor untuk kategori UMKM itu potensinya masih besar, eskpor kerajinan, herbal, busana etnik, hasil olahan, kopi, furnitur," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait: