Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Indonesia kemungkinan tidak perlu mengimpor gas alam hingga setidaknya sampai tahun 2020, karena produksi yang kuat di dalam negeri, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan pada hari Rabu (12/7/2017).
Negara Asia Tenggara tersebut telah menggenjot target konsumsi gas dalam beberapa tahun terakhir karena alasan lingkungan, dan berencana untuk mensubsidi gas alam untuk pembeli di kalangan industri.
"Produksi kami ternyata lebih baik dari perkiraan," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Wiratmaja Puja, kepada wartawan pada hari Rabu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, sebagaimana dikutip dari laman Reuters, di Jakarta, Rabu (12/7/2017).
Komentar tersebut muncul bahkan saat Pertamina memiliki kesepakatan untuk membeli gas alam cair atau Liqufied Natural Gas (LNG) dari Cheniere Energy Inc yang berbasis di A.S. dari tahun 2018.
"Pertamina memiliki bisnis di berbagai negara, jadi kita bisa kembali menjualnya ke Bangladesh atau lainnya. Kami mendorong Pertamina untuk go global," ujar Puja.
Sementara itu, Puja mengatakan bahwa negara yang notabene kaya akan sumber daya ini sedang mencari pembeli untuk 16 sampai 18 kargo LNG yang tidak terikat untuk tahun ini. Dirinya mengharapkan rata-rata 50 sampai 60 kargo yang tidak terikat per tahun sampai 2035.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: