Kementerian Perindustrian menawarkan kawasan industri di Kalimantan Utara (Kaltara) kepada sejumlah investor China untuk perluasan usaha. Upaya ini merupakan kelanjutan kerja sama bisnis Indonesia-Tiongkok pada forum One Belt One Road (OBOR) beberapa waktu lalu.
"Para investor Tiongkok telah menyatakan minatnya berinvestasi di Indonesia. Mereka dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan terutama hydropower dan geothermal. Kemudian juga ada perusahaan konservasi atau penyediaan air, selain sektor manufaktur," kata Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Imam Haryono di Jakarta, Kamis kemarin (13/7/2017).
Masuknya investasi Tiongkok ke Indonesia dinilai akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional khususnya sektor industri.
"Kerja sama ini akan sama-sama menguntungkan. Mereka punya teknologi, capital, dan network. Kita punya sumber daya alam, sumber daya manusia, lokasi, dan domestik market. Ini kalau di-mix bagus," papar Imam.
Menurut Imam, Kaltara merupakan wilayah pengembangan industri yang tertuang di dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035. Area yang disebut Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning yang berlokasi di Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan ini memiliki luas sekitar 10 ribu hektare dan berpotensi menjadi pusat pengembangan industri pengolahan mineral, kelapa sawit, kakao, dan perikanan.
"Di antaranya kami menawarkan kesempatan berinvestasi pada hydropower plant 7080 MW. Selanjutnya ada industrial park seluas 4.000 hektare pada tahap pertama. Kemudian zona smelter alumina dan industri aluminium seluas 100 hektare. Yang terakhir, kawasan perumahan terintegrasi seluas 200 hektare," sebutnya.
Pembangunan kawasan tersebut diestimasi perlu membutuhkan investasi sebesar Rp21 triliun yang akan didukung dengan infrastruktur memadai seperti pelabuhan, jalan, dan jembatan. Selain itu, kawasan yang ditargetkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 60 ribu orang ini rencananya dilengkapi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 7080 megawatt di Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan dengan nilai investasi sekitar Rp170 triliun.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi bagi Tiongkok. Apalagi, Indonesia termasuk 10 negara manufaktur terbesar dunia.
"Diharapkan, dengan terus meningkatnya investasi Tiongkok di Indonesia akan pula membawa efek positif bagi peningkatan daya saing industri dalam negeri," paparnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: