Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Astaga, 1.700 Lebih Warga Sipil Terbunuh di Afghanistan Sepanjang Tahun Ini

        Astaga, 1.700 Lebih Warga Sipil Terbunuh di Afghanistan Sepanjang Tahun Ini Kredit Foto: Antara/Reuters/Mohammad Ismail
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Serangan bunuh diri di sebuah masjid beraliran Syi'ah di kota Herat, Afghanistan barat, menewaskan lebih dari 29 orang dan melukai lebih dari 64 orang pada hari Selasa (2/8/2017), beberapa pejabat mengatakan.

        Lebih dari 1.700 warga sipil terbunuh dalam serangan di Afghanistan sepanjang tahun ini, mengurangi rasa kepercayaan dari publik kepada pemerintahan Presiden Ashud Ghud Ghani yang notabene didukung Barat.

        Abdulhai Walizada, seorang juru bicara kepolisian setempat, mengatakan bahwa diduga ada lebih dari satu penyerang pada hari Selasa, dengan saksi yang menggambarkan jika seorang pembom bunuh diri yang meledakkan bahan peledak, dan setidaknya satu lainnya, seorang pria bersenjata yang melemparkan granat ke sekumpulan jamaah.

        "Dua penyerang memasuki masjid dan mulai menembak dan melemparkan granat pada orang-orang," ujar Mohammad Adi, seorang jamaah di masjid yang terluka dalam serangan tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit, sebagaimana dikutip dari laman Reuters, di Jakarta, Rabu (2/8/2017).

        Mohammad Asif Rahimi, gubernur Herat, mengatakan setidaknya 29 orang tewas dan 64 lainnya terluka dalam insiden yang terjadi dua bulan setelah serangan terhadap sebuah masjid abad ke-12 yang dikenal sebagai Masjid Jama di Herat, di mana tujuh orang meninggal dunia.

        Tidak ada klaim tanggung jawab. Tapi Taliban, yang berjuang untuk menegakkan hukum Islam yang ketat dan terus berupaya mengusir tentara asing keluar dari Afghanistan, membantah terlibat. Ghani, yang pemerintahannya mendapat tekanan kuat karena memburuknya keamanan di seluruh negeri, mengutuk pemboman tersebut dan meminta para pemuka agama untuk "meningkatkan pengaruh mereka melawan serangan teroris".

        Afghanistan notabene relatif bebas dari kekerasan sektarian yang umum terjadi di Irak atau Suriah namun militan garis keras Sunni dari cabang lokal Islamic State telah berulang kali menyerang minoritas syiah Hazara pada tahun lalu.

        Serangan terakhir terjadi saat pemerintah A.S. mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak tentara ke Afghanistan untuk mendukung koalisi pimpinan NATO dalam rangka membantu pasukan keamanan Afghanistan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: