Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat meminta klarifikasi atas peristiwa penolakan dua sekolah swasta yang dihuni kalangan siswa keluarga mampu atas program nasional Imunisasi Campak-Rubella 2017.
"Tim di lapangan sempat kesulitan untuk masuk ke sekolah pada Rabu (2/8) siang. Padahal mereka ingin menyampaikan surat alasan tidak mau mengikuti program itu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto Saidi, di Bekasi, Kamis (3/8/2017).
Menurut dia, kedatangan petugas Dinas Kesehatan Kota Bekasi sempat ditolak oleh dua sekolah swasta yang enggan berpartisipasi pada program vaksinasi pemerintah pusat sejak Selasa (1/8). Dugaan pihaknya, kalangan orang tua siswa masih ragu dengan keaslian dan kehalalan vaksin yang ditawarkan pemerintah, apalagi beberapa waktu lalu marak vaksin palsu yang dibuat oleh warga Kota Bekasi.
Kusnanto mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Bekasi untuk menjembatani persoalan ini. "Informasi terakhir yang saya dapat. Mereka kemungkinan mau mengikuti program vaksinasi ini. Tapi kita masih menunggu konfirmasi langsung dari pihak sekolah," katanya.
Kusnanto mengungkapkan, sosialisasi ini telah dilaksanakan sejak Januari 2017 lalu. Pihak sekolah kerap diundang bahkan petugas dinas bertandang ke sekolah-sekolah untuk memberitahu adanya program vaksinasi ini.
"Dua sekolah yang menolak itu sebetulnya belum mendapat giliran vaksinasi. Masih ada waktu untuk meyakinkan mereka mengikuti program ini," katanya lupa.
Dia mencatat sebanyak 658.563 anak yang tengah disasar untuk mengikuti program imunisasi ini dengan target 95 persen anak ikut serta. "Pelaksanaannya dibagi dalam dua tahap, yaitu Agustus dan September," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: