Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Belum Swasembada, Jadi Alasan Riau Masih Kekurangan Beras

        Belum Swasembada, Jadi Alasan Riau Masih Kekurangan Beras Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Pekanbaru -

        Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau menyebutkan produksi beras Riau merujuk tahun 2016 baru mencapai 236.074,8 ton atau Riau masih kekurangan beras sebesar 441.020,9 ton untuk memenuhi kebutuhan beras pada 2017 sebesar 677.095,6 ton.

        "Selama ini kekurangan tersebut dicukupkan melalui pembelian beras berasal dari produksi sendiri dan dari daerah lain, karena Riau belum swasembada," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Ferry HC Ernaputra di Pekanbaru.

        Menurut Ferry, pemenuhan kebutuhan beras untuk Riau didatangkan dari Sumatera Barat, Pulau Jawa, Sumatera Utara, dan sejumlah daerah lainnya.

        Ia mengatakan, untuk mencapai kebutuhan swasembada pangan, perlu dukungan dari berbagai sektor dan sub sektor, terutama berkaitan dengan prasarana dan sarana (lahan, air, jalan), jaminan pasar, serta sejumlah kebijakan.

        "Pasokan dan harga beras di Riau masih normal seperti biasa. Masyarakat masih membeli beras sesuai dengan selera dan kemampuannya masing-masing," katanya.

        Untuk meningkatkan produksi bahan pangan saat ini di Riau, Pemerintah menggencarkan program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS PAJALE), yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan perluasan areal (cetak sawah baru, dan optimasi lahan).

        Program kedua dalam meningkatkan produksi bahan pangan adalah melalui peningkatan produktivitas, ketiga pengamanan produksi, dan keempat peningkatan mutu manajemen.

        Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPHP Provinsi Riau, Gusriani menyebutkan, produksi padi (Gabah Kering Giling =GKG) di Provinsi Riau pada tahun 2016 tercatat sebesar 373.536 ton atau sebesar 256.193,5 ton beras.

        "Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dan ketersediaan beras, maka provinsi Riau masih kekurangan beras berkisar 68,38 persen," katanya.

        Berdasarkan perkiraan/prognosa produksi padi (GKG) pada tahun 2017 tercatat sebesar 408.341,5 ton atau 256.193,5 ton beras dan diperkiraan kekurangan beras sebesar 66,34 persen. Produksi padi periode Januari-April 2017 tercatat sebesar 176.672,7 ton GKG (110.844 ton beras).

        Ia menambahkan daya beli beras di Riau cukup bagus kendati masih mendatangkan beras dari sentra produksi beras Jambi, Sumbar dan Sumut. Untuk Riau sendiri sentra produksi beras berasal dari Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Inderagiri Hilir, Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Pelalawan, Siak .

        "Tahun 2017, di Kabupaten Meranti Provinsi Riau sudah dilakukan cetak sawah baru seluas 730 hektare, guna menekan ketergantungan beras asal provinsi lain," katanya.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: