Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Soal Isu SARA pada Dedi Mulyadi, NasDem: Jangan Kait-kaitkan Kami!

        Soal Isu SARA pada Dedi Mulyadi, NasDem: Jangan Kait-kaitkan Kami! Kredit Foto: Angga Nugraha
        Warta Ekonomi, Purwakarta -

        Ketua DPD Partai NasDem Saan Mustofa menyebut pernyataan Golkar terlalu tendensius dengan menyebut partai yang sudah mengusung bakal calon gubernur, sebagai creator mengemukanya isu SARA.?

        "Kok berbalik, Nasdem yang suka jadi korban SARA. Bahkan saat kami mendeklarasikan Ridwan Kamil, tudingan SARA bertubi-tubi menyerang kami. Jadi jangan kait-kaitkan dengan kami," kata Saan melalui ponselnya kemarin.?
        Pihaknya membantah menggerakan sejumlah pihak untuk menolak pencalonan Dedi. Seperti kedatangan ulama asal Kabupaten Subang ke DPP Partai Golkar meminta partai tidak mencalonkan Dedi. Lalu di Kota Cirebon, sejumlah pihak mengaku kader Partai Golkar mendeklarasikan penolakan Dedi padahal mereka tergabung di salah satu partai yang sudah mengusung calon gubernur.?
        "Bagi kami itu cara-cara tidak terpuji yang sangat kami tentang. Lagian isu SARA yang menerpa pak Dedi sudah ada dari dulu. Jadi jika muncul lagi, kenapa harus dikaitkan dengan kami. Bagi kami, tentu sangat mengharapkan Pilgub Jabar yang tidak usah membawa isu SARA," ujar Saan.
        Sebelumnya, Sekretaris Partai Golkar Jabar Ade Barkah menuding bakal calon gubernur Jabar pesaing Dedi Mulyadi melakukan politik SARA dengan mendiskreditkan Dedi yang juga bakal calon gubernur Jabar dari Partai Golkar.
        Pertama, sejumlah pihak menolak pencalonan Dedi mengaku sebagai kader Golkar di Kota Cirebon. Padahal, mereka sudah keluar dari partai beringin. "Dan mereka sudah terafiliasi ke partai yang sudah mengusung calon gubernur belum lama ini," kata Ade di Purwakarta, Kamis (10/8/2017).
        Kedua, sejumlah ulama mengaku membuat Gerakan Ulama (Gema) melakukan penolakan Dedi ke kantor DPP Golkar dengan alasan SARA. Padahal, cara paling ideal menolak Dedi adalah dengan tidak memilihnya di TPS. "Padahal ustadznya ini tidak punya pesantren dan lagi-lagi terafiliasi ke partai yang sudah mengusung calon gubernur. Mereka juga tidak punya hak untuk meminta DPP Golkar untuk membatalkan keputusan pencalonan Dedi. Kalau enggak suka tinggal jangan dipilih saja, selesai," ujarnya.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Angga Nugraha
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: