Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Latihan Gabungan AS-Korsel Panaskan Situasi di Semenanjung Korea

        Latihan Gabungan AS-Korsel Panaskan Situasi di Semenanjung Korea Kredit Foto: Reuters/Jung Yeon-Je
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Setelah Korea Utara dan Amerika Serikat memperdagangkan ancaman ledakan nuklir, semua mata akan berada dalam permainan perang tahunan di Selatan minggu depan yang dapat mengirim ketegangan kembali ke atas, para analis mengatakan pada sebuah pernyataan.

        Pyongyang menguji dua rudal balistik antar benua atau Intercontinental Balllistic Missiles (ICBM) bulan lalu yang tampaknya membawa banyak wilayah AS dalam jangkauan, memicu peringatan kuat oleh Presiden Donald Trump bahwa Washington dapat menghentikan "api dan kemarahan" di Korea Utara.

        Pyongyang kemudian mengancam akan menembakkan rudal ke wilayah Guam di AS, sebuah rencana yang pemimpin Kim Jong-un Minggu ini menunda, namun memperingatkan dapat terus berlanjut, bergantung pada langkah selanjutnya Washington.

        Reaksi Korea Utara terhadap latihan militer gabungan "Ulchi Freedom Guardian" (UFG) yang dimulai Senin akan menjadi kunci untuk menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya.

        Latihan tahunan yang dinamai dengan nama seorang Jenderal yang membela sebuah kerajaan kuno Korea dari penjajah China, melibatkan sekitar 50.000 tentara Korea Selatan, dan 25.000 tentara AS yang berlatih untuk melindungi negara tersebut dari serangan Korea Utara.

        Tetapi, pihak Pyongyang memandangnya sebagai latihan yang sangat provokatif dalam rangka menyerang wilayahnya, dan mengancam penonaktifan militer yang kuat setiap tahunnya.

        Korea Utara mengatakan bahwa serangan rudal Guam dapat diaktifkan kembali jika terjadi "tindakan sembrono" oleh Washington, dan para analis mengatakan bahwa latihan tersebut bisa menjadi awla mula yang mengkhawatirkan.

        "Saya khawatir hal itu mungkin akan terlaksana saat latihan bersama dimulai," ujar James Acton, co-director program Kebijakan Nuklir di Carnegie Endowment for International Peace.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: