Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jasa Marga Catatkan Produk Sekuritisasi Pendapatan Pertama di Indonesia

        Jasa Marga Catatkan Produk Sekuritisasi Pendapatan Pertama di Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) baru saja melakukan pencatatan produk sekuritisasi berbasis future revenue pertama di Indonesia. Produk anyar yang diberi nama Kontrak Investasi Kolektif Efek beragun Aset (KIK-EBA) Mandiri JSMR01-Surat Berharga Pendapatan Tol Jagorawi itu dirilis dengan target dana indikatif Rp2 triliun.

        Adapun hak atas pendapatan yang disekuritisasi adalah hal atas sebagian pendapatan ruas tol Jagorawi. Ruas tol tersebut dikenal sebagai ruas tol pertama di Indonesia dan salah satu ruas tol yang paling mature yang dimiliki oleh Jasa Marga.

        Melalui dukungan OJK, Kementerian Keuangan, dan Bursa efek Indonesia KIK-EBA besutan Jasa Marga mengalami oversubscribed atau kelebihan permintaan sebanyak 2,7 kali dari nilai penerbitan atau mencapai Rp5,1 triliun. Dalam produk ini, Jasa Marga selaku Originator juga akan bertindak sebagai collection manager yang bertugas mengumpulkan pendapatan tol Jagorawi yang disekuritisasikan dan mendistribusikannya ke KIK EBA Mandiri JSMR01 untuk kemudian didistribuiskan imbal hasil dan pokok investasinya ke para pemegang saham.

        Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan dengan adanya produk tersebut, diharapkan dapat mengembangkan pasar modal Indonesia.

        "Produk tersebut diharapkan juga dapat diterbitkan oleh BUMN lain dan juga sektor swasta," katanya saat pencatatan KIK EBA Mandiri JSMR01 di Jakarta, Kamis (31/8/2017).

        Lebih lanjut dirinya mengatakan sektor Jasa Keuangan diproyeksikan dapat menyalurkan pembiayaan senilai Rp717 triliun, di mana sekitar 73%-nya akan dihasilkan dari sektor perbankan. Porsi pembiayaan melalui pasar modal dikatakannya baru menyumbang sekitar 24%.

        ?Pasar modal modal bakal menyumbang pembiayaan sekitar Rp170,1 triliun pada 2017, ini jauh dari kebutuhan pembiayaan infrastruktur nasional yang nilainya lebih dari Rp4.000 triliun. Oleh karena itu, kami akan mendorong pasar modal untuk dapat memberikan dan fasilitasi pembiayaan jangka panjang dengan berbagai program, di antaranya prioritas pembangunan infrastruktur, dan diikuti investasi jangka panjang lainnya bukan hanya infrastruktur,? tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gito Adiputro Wiratno
        Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

        Bagikan Artikel: