Muslim Rohingya memperingatkan bahwa jika masyarakat internasional mengambil sikap tegas melawan kekerasan di Myanmar, negara tersebut dapat melakukan sebuah aksi keji seperti "pembersihan etnis dalam skala pembantaian Srebrenica".
Lebih dari 22 tahun setelah 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim dibantai oleh tentara Serbia Bosnia di "tempat berlindung" PBB di Srebrenica, sumber Rohingya yang terpisah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya ada 1.000 minoritas Muslim yang teraniaya, termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak, telah terbunuh dalam dua minggu terakhir ini.
Pasukan keamanan Myanmar mengatakan bahwa mereka telah membunuh setidaknya 370 "pejuang" Rohingya sejak periode terakhir kekerasan di negara bagian Rakhine dimulai pada 25 Agustus.
Kekerasan tersebut telah menyebabkan lebih dari 164.000 warga Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, menurut perkiraan PBB, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Kamis (8/9/2017).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo