Apakah Bisnis Batu Giok Menjadi Pemicu Ketegangan Antar Etnis di Myanmar?
Selama beberapa minggu terakhir, hampir 400.000 orang yang melarikan diri dari kekerasan di wilayah timur Myanmar, Rakhine, telah mengalir ke Bangladesh, menciptakan sebuah krisis kemanusiaan. Dewan Keamanan PBB telah mengutuk kekerasan terhadap orang-orang Rohingya, dan menyebutnya sebagai "pembersihan etnis".
Sebuah laporan oleh Global Witness menyarankan bahwa eksploitasi sumber daya alam, khususnya bisnis batu giok yang bernilai miliaran dolar, mungkin juga berperan dalam ketegangan agama dan etnis di negara tersebut.
Myanmar memiliki beberapa cadangan batu giok terbesar dan terbaik di dunia.
Laporan dari Global Witness juga mengatakan, industri batu giok di negara itu bernilai $31 miliar pada tahun 2014, yang sebesar separuh dari produk domestik bruto (PDB) Myanmar pada tahun 2014. Namun tidak satu pun dari uang itu mengalir ke warga biasa.
Sebaliknya, laporan tersebut mengatakan sektor ini diam-diam dikendalikan oleh jaringan elit militer, sebagaimana dikutip Al Jazeera, Rabu (20/9/2017).
Meskipun ada sekitar 100 perusahaan pertambangan besar yang beroperasi di Myanmar, namun hanya dikuasai 10 atau 15 pemilik, menurut laporan tersebut. Di antara yang dikutip sebagai penerima manfaat utama dari perdagangan yang menguntungkan tersebut adalah para mantan dan pejabat aktif di pemerintahan dan juga pihak militer saat ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo