Masyarakat di wilayah pesisir Kota Tarakan, Kalimantan Utara harus mengandalkan air hujan untuk dikonsumsi karena pemerintah belum juga membangun sumur bor.
Warga setempat, Malik, di Tarakan, Selasa (26/9/2017), menyatakan air tanah di sekitar perkampungan tersebut tidak layak dikonsumsi karena warna airnya kecoklatan.
"Kita disini (Pantai Amal) belum pernah nikmati air bersih dari PDAM," ujarnya.
Adapun, air yang digunakan masyarakat di kawasan itu untuk memasak, mandi dan mencuci hasil tampungan air hujan semata. Sedangkan ketika musim kemarau warga setempat terpaksa membeli air dari tangki-tangki.
"Kami pakai air hujan untuk diminum, memasak, mandi dan lain-lainnya. Kalau musim kemarau terpaksa beli air dari tangki," tambah Malik.
Jumlah warga yang bermukim di kawasan Pantai Amal yang juga seringkali dijadikan tempat wisata bagi warga setempat ini mencapai 600 kepala keluarga (KK). Sebagian besar mata pencahariannya dengan membudidaya rumput laut. Makanya, saat musim hujan warga patungan membeli air tangki untuk kebutuhan sehari-hari.
Atas ribuan jiwa warga di Pantai Amal, Malik mengharapkan perhatian pemerintah setempat agar dibangunkan sumur bor pada lokasi yang kondisi airnya layak dikonsumsi. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo