Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekan Stunting, Sumedang Genjot Penyuluhan Air Minum Bersih

Tekan Stunting, Sumedang Genjot Penyuluhan Air Minum Bersih Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dengan angka stunting yang masih mencapai 14,4% berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, Kabupaten Sumedang mempercepat langkah konkret memperbaiki kualitas hidup anak-anak. Melalui program Indonesia Sehat Mulai dari Air Bermutu, Yayasan Jiva Svastha Nusantara, didukung Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, mengadakan penyuluhan tentang pentingnya kualitas air minum.

Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk menurunkan angka stunting sebesar 50% dalam waktu singkat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Aceng Solahudin Ahmad, menegaskan bahwa air minum yang dikonsumsi sehari-hari sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat.

"58% kejadian diare di masyarakat dapat dikaitkan langsung dengan buruknya kualitas air minum. Terlebih jika ibu hamil atau menyusui mengonsumsi air yang tidak berkualitas, risikonya bisa berdampak pada tumbuh kembang balita mereka," ujar Aceng.

Baca Juga: Stunting Jabar Naik, Daun Kelor Jadi Harapan Baru Cegah Gizi Buruk

Ia menekankan bahwa kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta Lingkungan Bersih Sehat (LBS). Menurutnya, meski air telah diolah, risiko kontaminasi tetap ada akibat penyimpanan yang tidak higienis. "Itulah mengapa penting bagi masyarakat untuk memastikan air minum yang dikonsumsi memenuhi standar kualitas. Ini adalah hak dasar yang harus kita perjuangkan bersama," katanya.

Dalam sesi penyuluhan, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Keselamatan Kerja, dan Olahraga, Rahmat Hendra, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat membeli air minum isi ulang. Ia menegaskan bahwa kontaminasi bakteri E. coli tidak boleh ada dalam air minum.

"Masyarakat harus lebih kritis dan berani bertanya ke depot air mengenai hasil uji laboratorium mikrobiologi mereka," tegas Rahmat.

Baca Juga: Kartini Urban Farming, Perempuan Jadi Garda Depan Lawan Stunting

Rahmat menjelaskan bahwa depot air minum isi ulang wajib melakukan uji mikrobiologi setiap bulan dan uji kimia setidaknya setiap enam bulan, sesuai regulasi pemerintah. Ia menekankan bahwa meminta hasil uji laboratorium merupakan hak konsumen untuk melindungi kesehatan keluarga.

Ketua Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Felicia Annelinde, juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan wadah air. Menurutnya, penggunaan galon tanpa merek lebih aman karena depot air dapat menukarkan galon dengan galon baru, mengurangi risiko kontaminasi berulang.

"Penting bagi pengguna depot air minum isi ulang untuk menggunakan galon tanpa merek. Sementara jika menggunakan galon bermerek, pengguna tidak akan diberikan galon yang baru," kata Felicia.

Penyuluhan ini bertujuan tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran dan mendorong perubahan perilaku masyarakat. Dengan memilih air berkualitas dan menjaga kebersihan wadah, masyarakat diharapkan lebih proaktif melindungi kesehatan keluarga.

Program Indonesia Sehat Mulai dari Air Bermutu merupakan inisiatif Yayasan Jiva Svastha Nusantara sepanjang 2025. Setelah sukses di Kota Bandung dan Kabupaten Sumedang, program ini akan diperluas ke berbagai kota lain. Selain penyuluhan, program ini juga bekerja sama dengan dinas kesehatan dan puskesmas untuk melakukan pengujian kualitas air di rumah tangga dan depot air minum isi ulang.

Melalui edukasi berbasis data dan kolaborasi lintas sektor, Yayasan Jiva Svastha Nusantara berkomitmen membangun fondasi generasi masa depan yang lebih sehat, mulai dari memastikan setetes air yang mereka konsumsi benar-benar aman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: