Kesenjangan ekonomi masih menjadi tantangan yang perlu menjadi perhatian seluruh pemangku kebijakan. Dalam konteks perekonomian Jawa Barat, terdapat tantangan berupa ketimpangan ekonomi secara spasial antara Jawa Barat bagian Utara dan Selatan, serta kesenjangan ekonomi yang tinggi di daerah perkotaan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) berinisiatif menjadi fasilitator antara pemerintah dengan pihak terkait dalam mengembangkan kawasan Jawa Barat. Dalam rapat koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah tersebut, Gubernur BI Agus Martowardojo mengusulkan pentingnya peningkatan kapasitas infrastruktur di Jawa Barat yang akan mendukung tumbuhnya sektor-sektor ekonomi potensial.
Agus menyebutkan beberapa proyek infrastruktur yang perlu menjadi prioritas, antara lain konektivitas jalan darat yang menghubungkan Utara-Selatan dan Timur-Barat wilayah Jawa Barat antara lain Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas), dan Jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela), akses jalan kawasan-kawasan industri di Jawa Barat bagian Utara, jalan tol dari Cipali ke Patimban, serta pembangunan Bandung IntraUrban Toll Road.
Selain itu, ada jalur kereta api double track Bogor-Sukabumi, bandara Internasional Jawa Barat ? Kertajati sebagai pusat logistik, Pelabuhan Patimban, dan bendungan/waduk antara lain Jatigede, Leuwikeris, Kuningan, Karian, dan Sindangheula. Selanjutnya untuk ketersediaan air baku untuk air bersih dan air minum melalui optimalisasi pemanfaatan sungai Citarum.
?Dan di bidang listrik ada pembangunan? PLTU Lontar, PLTU Suralaya, disertai dukungan pengembangan Transmisi High Voltage Direct Current,? kata Agus.
Selain pembangunan infrastruktur, Agus juga mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial daerah sebagai sumber pertumbuhan baru. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik daerah bersangkutan. Khusus untuk Jawa Barat bagian Utara perlu difokuskan pada sektor industri yang berdaya saing tinggi, padat karya, dan berorientasi ekspor seperti industri otomotif dan alat transportasi, industri makanan-minuman, industri elektronik dan telematika, serta industri tekstil dan produk tekstil.
Sementara itu, pengembangan sektor ekonomi potensial di Jawa Barat bagian Selatan difokuskan pada optimalisasi pengolahan hasil pertanian yang berdaya saing tinggi melalui industri berbasis pertanian, serta pengembangan sektor pariwisata, termasuk sektor maritim, sebagai quick wins untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi Jawa Barat bagian Selatan.
?Untuk mendorong berkembangnya sektor industri berdaya saing tinggi, selain pengembangan infrastruktur fisik juga perlu dilakukan upaya diantaranya peningkatan kapasitas SDM melalui pendidikan vokasi. Juga pengembangan sektor pariwisata dan pertanian perlu menjadi fokus perhatian," pungkas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi