Kemampuan Bali dalam mengekspor pakaian jadi bukan rajutan sebesar 5,20 juta dolar AS selama bulan Agustus 2017 meningkat 482.120 dolar AS atau 10,21 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 4,72 juta dolar AS.
"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya meningkat 956.601 dolar AS atau 22,51 persen, karena bulan Agustus 2016 hanya menghasilkan 4,24 juta dolar AS," ungkap Adi Nugroho selaku Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali di Denpasar, Minggu (15/10/2017).
Adi juga mengatakan, pakaian dalam berbagai jenis rancang bangun (desain) hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu, mampu memberikan kontribusi sebesar 12,09 persen dari total ekspor Bali sebesar 43,07 juta dolar AS.
Total nilai ekpor Bali tersebut naik 1,96 juta dolar AS atau 4,77 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Juli 2017) tercatat 41,11 juta dolar AS.
"Namun dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya bertambah 2,40 juta dolar AS atau 5,92 persen, karena bulan Agustus 2016 pengapalan pakaian itu hanya menghasilkan 40,664 juta dolar AS," ujar Adi Nugroho lagi.
Pakaian jadi yang diperdagangkan ke luar negeri itu bukan produksi pabrik, namun dibuat secara manual sehingga memiliki nilai lebih bagi konsumen mancanegara. Pasaran Amerika Serikat menyerap paling banyak busana hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali yakni 16,81 persen, menyusul Singapura 10,17 persen, Prancis 6,61 persen, dan Hong Kong 5,83 persen.
Selain itu, juga diserap pasaran Belanda 4,78 persen, Jepang 0,67 persen, China 0,19 persen, Jerman 0,72 persen, dan sisanya 30,12 persen ke berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Aneka jenis pakaian hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali yang sangat diminati itu, berkat rancangan busana mampu memenuhi keinginan konsumen luar negeri, selain dikombinasikan dengan manik-manik (mote).
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali melakukan pelatihan desain melibatkan perajin maupun usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai upaya meningkatkan perolehan ekspor nonmigas daerah ini.
Kegiatan tersebut menyangkut 13 jenis pelatihan menekankan upaya meningkatkan desain berbagai jenis produk unggulan daerah ini, termasuk usaha tekstil dan produk tekstil (TPT). (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: