Transaksi emas yang dilakukan para pedagang di kawasan emperan pertokoan Matahari Ambon Plaza tepatnya di Jl. Johanes Latuharhari, Kota Ambon maupun di depan Kantor Pegadaian Cabang Ambon relatif sepi.
"Masih sepi bang. Belum ada yang melakukan transaksi sejak pagi hari hingga sudah menjelang siang ini masih biasa-biasa saja," kata salah seorang pedagang, Hanny, di Ambon, Minggu (15/10/2017).
Ia mengatakan selama ini warga yang datang hanya melihat-lihat sebentar lalu pergi. Memang ada juga warga yang datang meminta perhiasannya dicuci atau disambung (solder) karena patah. "Biasanya transaksi emas pinggiran jalan umumnya ramai saat menjelang hari-hari keagamaan, tetapi kalau hari-hari biasa setuasinya seperti yang abang lihat sekarang ternyata sepi," ujarnya.
Selain itu, sudah melewati masa liburan sekolah, masyarakat tidak lagi memerlukan dana yang dapat dibilang mendadak. Walaupun ada saja orang tua yang menjual emas untuk mendapatkan uang tunai agar bisa membantu anak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di luar daerah.
"Kalau hari-hari biasa seperti sekarang ini tidak terlalu ramai. Saya sejak empat hari belakangan ini belum berhasil melakukan transaksi, baik jual maupun membeli dari masyarakat," kata Hanny. Apalagi harga emas sekarang masih bertahan sejak beberapa bulan belakangan yakni Rp580.000/gram. Hal ini yang membuat orang mau menjual emasnya juga masih berpikir-pikir.
Begitu juga dengan emas yang dibeli dari masyarakat juga tergantung dari tingkat kerusakan. Kalau banyak yang putus atau emasnya sudah lama, harganya Rp360.000 hingga Rp390.000/gram. Kalau kelihatan masih bagus harganya Rp400.000/gram.
Hal itu sudah biasa sebab sebelum dijual harus disolder lagi yang rusak, kemudian dicuci sebelum dipajang di meja jualan. Situasi seperti ini juga dialami pedagang emas pinggiran di depan kantor Pegadaian Ambon.
"Kalaupun ada yang datang, hanya untuk mencuci maupun memperbaiki perhiasan emas yang rusak," ujar Ros. (FNH/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fauziah Nurul Hidayah