AS: Pemimpin Militer Myanmar Bertanggung Jawab Atas Krisis Rohingya
Amerika Serikat menyatakan pimpinan militer Myanmar bertanggung jawab atas tindakan kerasnya terhadap minoritas Muslim Rohingya, sekretaris negara AS tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Rex Tillerson, bagaimanapun, berhenti mengatakan pada hari Rabu apakah AS akan melakukan sebuah tindakan apapun terhadap pemimpin militer Myanmar karena serangan tersebut telah mendorong lebih dari 500.000 orang Rohingya ke luar negeri.
"Dunia tidak bisa hanya diam saja dan menjadi saksi kekejaman yang dilaporkan terjadi di wilayah tersebut," ungkap Tillerson kepada Center for Strategic and International Studies, yang bermarkas di Washington.
Empat puluh tiga legislator AS mendesak pemerintah Trump untuk mengajukan kembali larangan perjalanan AS kepada para pemimpin militer Myanmar dan menyiapkan sanksi yang ditargetkan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas tindakan keras tersebut.
Permintaan tersebut, dalam sebuah surat kepada Tillerson dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat, mengatakan bahwa pemerintah Myanmar "tampaknya menolak apa yang telah terjadi", dan meminta Washington untuk mengambil "langkah-langkah yang berarti" terhadap orang-orang yang telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Tillerson mengatakan bahwa Washington memahami bahwa Myanmar memiliki masalah dengan kelompok bersenjata, namun militer harus lebih dispilin lagi dan juga dikendalikan dengan cara yang terkait dengan penanganan kelompok Rohingya dan untuk memungkinkan akses ke wilayah tersebut "sehingga kita dapat memperoleh perhitungan penuh mengenai keadaan yang sebenarnya".
"Seseorang, jika laporan ini benar, akan ditahan untuk mempertanggungjawabkan aksinya," ujar Tillerson, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Kamis (19/10/2017).
"Dan terserah kepada pimpinan militer Burma untuk memutuskan arah mana yang akan mereka mainkan di masa depan Burma," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo