Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Tengah Penurunan Jumlah Rig, Harga Minyak AS Naik

        Di Tengah Penurunan Jumlah Rig, Harga Minyak AS Naik Kredit Foto: Bumn.go.id
        Warta Ekonomi, New York -

        Harga minyak AS berakhir lebih tinggi pada perdagangan Selasa (24/10/2017) pagi WIB, ketika data menunjukkan jumlah rig di negara tersebut menurun pekan lalu.

        Jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS berkurang tujuh rig menjadi total 736 rig pada minggu ini, kata perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat (23/10).

        Namun, para analis menunjukkan bahwa pengurangan rig pengeboran di Amerika Serikat bisa bersifat sementara, karena aktivitas telah terkendali oleh ancaman badai baru-baru ini.

        Sementara itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah terus memberi dukungan di pasar minyak.

        Militer Irak pada Jumat (20/10) mengatakan pasukan Peshmerga Kurdi menggunakan roket-roket Jerman dalam pertempuran melawan pasukan federal Irak di daerah yang disengketakan di provinsi Kirkuk yang kaya minyak.

        Sementara itu, media lokal melaporkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Rabu (18/10) bahwa Iran akan mengurangi kesepakatan nuklir internasional 2015 menjadi tercabik-cabik, jika Amerika Serikat mencabutnya.

        Para analis mengatakan kerusuhan di Timur Tengah dan meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran mendorong harga minyak, karena para pedagang khawatir ketegangan geopolitik dapat mengurangi ekspor minyak dari wilayah tersebut.

        Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, bertambah 0,06 dolar AS menjadi menetap di 51,90 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

        Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, turun 0,38 dolar AS menjadi ditutup pada 57,37 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, demikian dikutip dari Xinhua. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: