Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saad Hariri Siap Kembali ke Lebanon

        Saad Hariri Siap Kembali ke Lebanon Kredit Foto: Reuters/Mohamed Azakir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengatakan bahwa dirinya akan kembali ke rumah "dalam beberapa hari" untuk secara resmi mengajukan pengunduran dirinya.

        Hariri berbicara dengan Future TV dari Riyadh, sambutan publik pertamanya sejak dirinya mengumumkan bahwa Hariri telah mengundurkan diri pekan lalu.

        Sekutu kabinetnya mengatakan bahwa dirinya ditahan, namun Hariri membantahnya. Dirinya telah menyalahkan gerakan Hizbullah yang didukung Iran karena pengunduran dirinya, dengan alasan kekhawatiran keamanan keluarganya.

        AS dan Inggris telah memperingatkan negara-negara lain untuk tidak menggunakan Lebanon untuk 'konflik proxy'.

        Hariri, seorang pemimpin dan pengusaha Sunni, dinominasikan untuk memerintah Lebanon pada bulan November 2016.

        "Saya telah mengundurkan diri, saya akan pergi ke Lebanon segera dan saya akan mengundurkan diri dengan cara konstitusional," ungkap dalam wawancara di TV, sebagaimana dikutip dari laman BBC, Senin (13/11/2017).

        Hariri mengakui bahwa dirinya tidak mengundurkan diri dengan cara "biasa" namun mengatakan bahwa dirinya ingin memberi negaranya sebuah "kejutan positif".

        "Pengunduran diri saya datang sebagai panggilan bangun untuk Lebanon," ungkapnya.

        Dalam pidato di televisi dari Riyadh seminggu yang lalu, Hariri menuduh Iran dan Hizbullah, sebuah kelompok Syiah, mengambil alih Lebanon dan mendestabilisasi wilayah yang lebih luas.

        Hariri membidik Hizbullah dalam wawancara di televisi, dengan mengatakan: "Saya tidak menentang Hizbullah sebagai sebuah pesta, saya memiliki masalah dengan Hizbullah yang menghancurkan negara ini," pungkasnya.

        Hariri juga mengatakan bahwa jika dirinya ingin membatalkan pengunduran dirinya, gerakan Hizbullah harus menghormati kebijakan Lebanon untuk tidak menghindari konflik regional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Hafit Yudi Suprobo
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: