Perencanaan kota menjadi isu terpenting di abad ke-21 mengingat adanya problem urbanisasi massal di seluruh dunia. Sejak 2014 lebih banyak orang tinggal di kota daripada di daerah pedesaan. Hal ini menandai pergeseran yang menentukan dalam peradaban manusia.
Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2014 menyebutkan 54% penduduk dunia tinggal di daerah perkotaan. Jumlah diperkirakan akan naik hingga 66% pada 2050 atau sekitar 2,5 miliar orang pindah ke perkotaan.
"Kenaikan pesat proporsi penduduk perkotaan dalam beberapa dekade terakhir telah berjalan seiring dengan kekhawatiran yang mendesak mengenai perumahan yang terjangkau, transportasi umum yang terjangkau, pendidikan, kesehatan, energi, dan air," kata Direktur Rujak Center Marco Kusumawijaya saat menghadiri Asia Wide Conference on: Social City - Aspiration of an Urban Transformation in Asia di Jakarta, Selasa (21/11/2017).
Marco menambahkan, semakin lama kota terbesar tidak lagi berada di kawasan industri Barat, tetapi di negara-negara Asia seperti Cina (Shanghai), India (Mumbai), Indonesia (Jakarta), Vietnam (Ho-Chi-Minh), Korea (Seoul), Thailand (Bangkok), dan Filipina (Manila). Proporsi penduduk perkotaan di Asia diperkirakan akan meningkat menjadi 75% pada 2050.
"Tidak ada sejarah kawasan Barat mengalami pergeseran besar-besaran terhadap daerah perkotaan. Tapi, urbanisasi belum tentu mengarah pada terciptanya daerah sosial, inklusif, dapat ditinggali, aman, dan sejahtera. Sebaliknya, banyak kota mengalami peningkatan populasi mengalami kemiskinan, masif kekurangan dalam perumahan dan pelayanan publik yang terjangkau," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah