Sejumlah politikus senior Partai Golkar merespon positif usulan beberapa DPD I menggelar musyawarah luar biasa (munaslub) untuk mengganti Ketua Umum Golkar Setya Novanto yang kini menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi pengadaan e-KTP.
Dukungan itu antara lain disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung, mantan Sekjen Golkar Sarwono Kusumaatmadja, dan politikus senior Golkar Hajriyanto Y Tohari, saat menjadi pembicara dalam seminar Hari Ulang Tahun ke-80 Jusuf Wanandi, di Kantor CSIS, Jakarta, Kamis (23/11).
"Kita juga punya pendapat bahwa dampak kepada partai, juga akan berdampak akan terus tergerus elektabilitas partai, ya sebaiknya kita lakukan saja sesegera mungkin persiapan untuk penyusunan atau pemilihan kepemimimpinan yang baru. Sesegera mungkin. Ya paling tidak tetap pada tahun ini," kata Akbar dalam keterangan persnya.
Akbar mengatakan, saat ini meski sudah ada putusan rapat pleno nyatanya DPD I Partai Golkar sudah menyampaikan beberpa pendapat mengenai pentingnya segera dilakukan Munaslub. Akbar juga mengaku dihubungi beberapa DPD I yang mendorong pergantian ketua umum.?
Hadir juga sebagai pembicara dalam diskusi tersebut Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I, Nusron Wahid.
Akbar mengatakan, kalau memang mereka para DPD I memiliki keyakinan punya jalan yang terbaik, sebaiknya segera saja mengambil inisiatif mengundang teman-teman DPD I yang lain. Mereka harus bisa meyakinkan DPD I lainnya bahwa Munaslub adalah langkah terbaik dari Partai Golkar.
"Terutama pemimpin-pemimpin partai yang ada di Jawa ini yang punya basis politik yang kuat. DPD Partai Golkar Jatim, Jabar, Banten, DKI Jakarta, dan lainnya, kalau memang sudah sepakat mereka yang ambil inisiatif undang teman-temannya dari DPD di luar Jawa untuk sama-sama mempunyai sikap yang sama sekaligus menyusn langkah untuk kegiatan munaslub," ujarnya.
Sarwono Kusumaatmadja mengungkapkan, sebagai senior Golkar, dirinya ingin Golkar mengalami revitalisasi. Tapi, itu semua akan sangat bergantung pada generasi muda yang sekarang ada di Golkar.?
Adapun Hajriyanto menawarkan beberapa hal sebagai solusi untuk penyelamatan Partai Golkar. Pertama, kata dia, Partai Golkar perlu overhaul kepemimpinan.
"Turun mesin, menampilkan Partai Golkar yang baru, lebih muda, lebih fresh," katanya.
Kedua, kata dia, Partai Golkar harus kembali ke jatidirinya sebagai partai pembangunan. Sekarang momentum paling tepat, yakni dengan mendorong kepemimpinan baru.
Sementara itu, Nusron Wahid mengatakan sebenarnya jika alasannya menyelamatkan partai Golkar memang harus segera dilakukan Munaslub. Artinya, ada praperadilan atau tidak ada praperadilan, kalah atau menang praperadilan, tetap harus ada pergantian kepemimpinan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil