Sitti Ganef selaku Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Kendari, Sultra, mengatakan kebutuhan telur di kota itu sampai saat ini sebagian besar masih dipenuhi atau dipasok dari beberapa kota di Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Kemampuan produksi telur para peternak ayam di daerah ini hanya mampu memenuhi 30 persen kebutuhan lokal sehingga selebihnya harus didatangkan dari luar daerah," ungkap Sitti Ganef di Kendari, Kamis (30/11/2017).
Dirnya juga mengatakan, warga belum menjadikan ternak ayam petelur sebagai sektor andalan dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan.
"Karena mahalnya pakan ternak karena masih dipasok juga dari luar Sultra, sehingga saat tiba di Kendari harganya tinggi," tuturnya.
Pemkot Kendari kata Ganef, telah memberikan solusi dengan cara membangun pabrik pakan ternak skala kecil tetapi hasilnya belum bisa memenuhi kebutuhan peternak.
"Kita baru bisa memproduksi pakan ternak 2-3 ton per hari, sementara kebutuhan peternak normalnya sekitar 10 ton per hari," imbuhnya.
Dengan pabrik pakan ternak tersebut kata Ganef, Pemerintah Kendari terus mendorong para petani khususnya petani ternak di daerah itu untuk mengembangkan ternak unggas dan meningkatkan produksi telur.
"Harapan kita ke depan, Kendari tidak lagi tergantung pasokan telur dari luar daerah tetapi bisa memenuhi kebutuhan lokal," pungkasnya. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: