Kredit Foto: Pelindo IV
Warta Ekonomi, Makassar -
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV terus menggenjot pengerjaan proyek Makassar New Port (MNP) untuk tahap I. Sejauh ini, realisasi pengerjaan megaproyek itu terbilang cukup menggembirakan. Terlebih, pasca-pembersihan sisa ranjau Perang Dunia (PD) II yang sempat menghambat pelaksanaan sejumlah pekerjaan.?
"Makassar New Port sekarang (realisasinya) sudah 53 persen dan itu terus berlangsung. Sebelumnya memang sempat terhenti karena adanya ranjau sisa Perang Dunia II. Tapi sekarang sudah diambil, memang butuh proses karena ranjau itu kalau tidak hati-hati bisa meledak," kata Doso, kepada Warta Ekonomi, di Makassar.?
Doso menjelaskan ranjau sisa Perang Dunia II terdeteksi pada 9 lokasi di areal MNP. Dari sekian banyak ranjau aktif tersebut, pihaknya berhasil menjinakkan 8 unit dan mengangkatnya ke permukaan. Adapun satu unit ranjau terpaksa diledakkan karena tidak dapat dijinakkan. "Terdeteksi 9 titik dan 1 di antaranya diledakkan karena aktif. Yang lain kan bisa dijinakkan," terang dia.
Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, realisasi pengerjaan MNP terbilang cukup baik. Padahal, pada awal 2017, pengerjaan megaproyek tersebut sempat keteteran. Kontraktor bahkan harus melakukan kerja hingga 24 jam per hari dan memasok seluruh bahan konstruksi via jalur laut. Perlahan, pada pertengahan tahun ini, proyek tersebut terus dipacu dan sesuai target perencanaan.?
Doso meyakini MNP akan menjadi pelabuhan terkemuka dan paling modern. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia Tenggara. Musababnya, letak MNP yang tidak berada jauh dari jantung Kota Makassar dan terkoneksi dengan berbagai fasilitas dan infrastruktur. Mulai dari kereta api Trans Sulawesi, jalan tol dan Pusat Logistik Berikat alias PLB yang mulai dioperasikan pada 2018.
"Luasan MNP menghampiri 400 hektar dan masih bisa dikembangkan sampai 1.000 hektar. MNP akan menjadi hub Indonesia Timur," jelas Doso.
Proyek MNP diketahui dibangun bertahap dengan dana besar. Untuk tahap I saja, pembangunan megaproyek tersebut diperkirakan menelan total investasi Rp1,8 triliun. Tahap awal proyek yang diground-breaking langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sejak 2015 itu ditargetkan beroperasi pada akhir triwulan keempat 2018.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: