Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mentan Target Ekspor Jagung Capai 300 Ribu Ton pada 2018

Mentan Target Ekspor Jagung Capai 300 Ribu Ton pada 2018 Kredit Foto: Antara/Yusran Uccang
Warta Ekonomi, Makassar -
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman, menargetkan ekspor jagung pada tahun ini mencapai 300 ribu ton. Terdapat beberapa daerah, seperti Sulsel dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menjadi tumpuan untuk menjadi penopang ekspor. Khusus Sulsel, pihaknya menargetkan 60 ribu ton, dimana pengirimannya telah dimulai pada Maret ini. 
 
Tahap awal, Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Provinsi Sulsel dan PT Pelindo IV telah menggelar ekspor perdana 6.700 ton komoditas jagung ke Filipina. Ekspor jagung itu dilepas langsung oleh Menteri Amran dari Pelabuhan Makassar pada akhir pekan lalu. Ekspor langsung tersebut merupakan sejarah baru bagi Indonesia.
 
Menteri Amran mengungkapkan setiap tahun, Filipina membutuhkan sebanyak 1 juta ton jagung dengan nilai mencapai Rp3 triliun. Malaysia juga butuh 3 juta ton jagung per tahun dengan nilai mencapai Rp10 triliun. "Negara tetangga kita sangat potensial untuk menjadi pasar ekspor jagung,," ujar Mentan, belum lama ini. 
 
"Ekspor jagung yang kita lakukan, itu adalah sejarah baru bagi Indonesia. Dulunya, kita kan impor jagung sebanyak 3,6 juta ton," sambung dia.
 
Kedepannya, Menteri Amran menyebut pihaknya juga mendorong ekspor rempah-rempah. Bahkan tahun ini, Kementan menyiapkan anggaran Rp2,7 triliun untuk membeli bibit lada, pala dan sebagainya. Mengingat 500 tahun yang lalu Indonesia cukup terkenal dengan komoditas rempah-rempah yang sangat diminati banyak negara, seperti Inggris dan Belanda.
 
"Kita akan kembalikan kejayaan Indonesia 500 tahun yang lalu, bekerjasama dengan TNI dan Polri. Karena rencana grand desain, pada 2045 nanti Indonesia menjadi lumbung pangan dunia," ujar Menteri Amran.
 
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, menuturkan bahwa ekspor langsung komoditas jagung ke negara tetangga adalah salah satu upaya pihaknya untuk terus mendorong ekspor dari wilayah ini. "Kita patut berbangga, awal dilakukan ekspor langsung dari Pelabuhan Makassar hanya 48 kontainer per bulan dan kini telah mencapai 2.800 kontainer per bulan," tuturnya.
 
Kondisi tersebut memicu pertumbuhan ekonomi Sulsel menjadi yang tertinggi di Indonesia yaitu 7,23 persen. Bahkan lebih tinggi dari rerata pertumbuhan ekonomi Nasional yang hanya sekitar 5 persen.
 
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung, mengatakan sejauh ini pihaknya sudah melakukan ekspor langsung (direct export) ke berbagai negara di luar negeri, bekerjasama dengan perusahaan pelayaran Internasional asal Hongkong, SITC.
 
"Kerja sama itu sudah berlangsung sejak akhir 2015 hingga saat ini dan sudah cukup banyak komoditas yang dikirim ke luar negeri melalui Pelabuhan Makassar, di antaranya Kakao, produk olahan perikanan seperti Ikan dan Udang, Kayu Merbau, Kelapa, serta masih banyak lagi," terang Doso.
 
Dia menyebutkan beragam komoditas tersebut dikirim langsung dari Pelabuhan Makassar yang menjadi pintu gerbang kegiatan ekspor impor di Kawasan Timur Indonesia (KTI) ke berbagai negara tujuan seperti Jepang, Korea, China, Malaysia, Vietnam dan Bangkok. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: