Agresi udara Israel di Gaza tewaskan dua pria bersenjata Palestina pada Sabtu (9/12/2017) setelah roket-roket ditembakkan dari wilayah kantung itu, dalam kekerasan yang meletus akibat pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Para militan Gaza melancarkan sedikitnya tiga roket ke arah kota-kota Israel dari Jalur Gaza, yang dikuasai oleh Hamas, setelah gelap pada Jumat (8/12/2017). Hari itu dinyatakan "Hari Kemurkaan" oleh faksi-faksi Palestina yang memprotes pengumuman Trump pada Rabu.
"Pesawat IAF (Angkatan Udara Israel) menyasar empat fasilitas milik organisasi teror Hamas di Jalur Gaza: dua tempat pembuatan senjata, satu gudang senjata, satu kompleks militer," demikian pernyataan militer Israel.
Satu sumber Hamas membenarkan dua orang pria meninggal dalam serangan-serangan udara menjelang fajar milik kelompok itu, yang telah mendesak warga Palestina melanjutkan konfrontasi dengan pasukan Israel. Protes-protes Palestina pada Sabtu (9/12/2017) jauh berkurang intensitasnya daripada hari-hari sebelumnya.
Sekitar 60 pemuda Palestina melempar batu-batu ke arah tentara Israel di sepanjang perbatasan Gaza-Israel dan Kementerian Kesehatan mengatakan satu orang yang sedang berjalan luka-luka akibat serangan Israel.
Di Bethleehem, kota di Tepi Barat Sungai Yordan, orang-orang Palestina membakar ban-ban dan melempar batu-batu ke arah tentara Israel, yang menggunakan gas air mata. Di Yerusalem Timur sekitar 60 orang berunjuk rasa dekat Kota Tua, tempat polisi perbatasan para militer dan petugas-petugas yang menunggang kuda mencoba membubarkan kerumunan dengan gas iar mata.
Pada Jumat, ribuan warga Palestina turun ke jalan-jalan dan dua orang Palestina terbunuh dalam bentrokan-beentrokan dengan tentara Israel di perbatasan Gaza. Sejumlah orang lagi luka-luka di sana dan di Tepi Barat. Di sepanjang dunia Arab dan Muslim, ribuan pemerotes telah berkumpul untuk menyatakan solidaritas.
Keputusan Trump membalik kebijakan AS yang telah berlaku selama beberapa dekade telah membuat murka dunia Arab dan marah para sekutu Barat, yang mengatakan langkah itu tamparan kepada usaha-usaha perdamaian dan berisiko memicu kekerasan lagi di kawasan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada Jumat, AS tak bisa lagi bertindak sebagai mediator pembicaraan perdamaian. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo