Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -
Gerakan Nasional Non tunai (GNNT)) dicanangkanan 14 Agustus 2014 untuk mendorong masyarakat? menggunakan sistem pembayaran dan instrumen pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi. Hal ini dikatakan Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumut, Arief Budi Santoso dalam acara yang digelar LKBN Antara bekerjasama dengan Bank Mandiri dan sebagai moderator Kepala BEI Medan, Pintor Nasution di Hotel Santika Medan, Rabu (13/12/2017).
Ia mengatakan, manfaat GNNT praktis, tidak perlu membawa banyak uang tunai. Akses lebih puas yaitu meningkatkan akses masyarakat ke sistem pembayaran. Transparansi transaksi, yaitu membantu usaha pencegahan kejahatan. Efesiensi Rupiah dan terakhir perencanaan ekonomi lebih akurat.
"Bank Indonesia berusaha untuk menekan dari sistem gerakan non tunai walaupun secara infrastruktur masih kita tingkatkan agar perkembangan dan hasilnya baik," katanya.
Dilanjutkannya, untuk jenis kartu tanpa nama maksimal isi kartu Rp1 juta, jadi semisalnya kartu ini hilang hanya Rp1 juta yang hilang. Sedangkan untuk kartu yang sudah punya nama pemilik maksimal Rp10 juta, sehingga jika kartu hilang dapat dilaporkan kepada bank yang menerbitkan kartu tersebut.
Sedangkan Assistant Vice President Transaction Banking Retail Head Bank Mandiri Region I/Sumatera Ary Bramon Sitepu mengatakan, dari tahun 2010 hingga 2016 peningkatan mobile banking 32 persen. Untuk internet banking meningkat hingga 19 persen. Disini menunjukkan masyarakat mulai memahami kegunaan non tunai.
"Ketika kita keluarkan e-Toll saja beberapa waktu lalu sudah terjual 4612 kartu, disini terlihat masyarakat juga mendukung non tunai,"ujarnya.
Dikatakannya, saat ini untuk 3 cabang yaitu kota Medan ada 2 cabang, dan 1 cabang Kota Siantar untuk kartu e-Toll sudah terjual 40.866 kartu. Dimana kartu ini bisa dibeli di merchant-merchant tiap kota. Seperti indomaret dan Alfamart.
Kepala Biro LKBN Antara Sumut, Simon Pramono mengatakan, LKBN Antara ini, akan terus memberikan informasi informasi yang bermutu dan dapat mencerdaskan bangsa. Hingga saat ini reporter di Indonesia sudah lebih dari 100 orang.
"Dengan usia yang sudah cukup matang ini kami dari Antara tetap semangat lakukan pemberitaan yang aktual, dipercaya dengan tujuan dapat memberikan kontribusi sebagai media yang pro rakyat," ujarnya.
Dikatakannya, selain pemerintahan, BUMN ataupun pihak swasta selalu mendukung pemberitaan informasi informasi untuk disiarkan kepada masyarakat.
Pengamat ekonomi USU, Wahyu Utomo mengatakan, non tunai saat ini sudah seperti gaya hidup, dikampus kampus saja sudah banyak mahasiswa yang menggunakan e-money atau non tunai.
"Kita lihat saat ini, memang banyak manfaat yang kita dapat dengan gerakan non tunai ini, seperti jauh dari kejahatan, praktis untuk pembayaran transaksi. Sehingga lebih banyak dampak positifnya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: