Gandeng BNPB dan HOT, Grab Lakukan Pemetaan Data Korban Letusan Gunung Agung
Penyedia transportasi berbasis aplikasi Grab bekerja sama dengan Humanitarian OpenStreetMap Team (HOT) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemetaan dan pengumpulan data lokasi-lokasi pengungsian dan fasilitas publik lainnya di Kabupaten Karangasem, Bali. Hal ini guna membantu penanggulangan bencana erupsi Gunung Agung. Sejak?5 hingga 16 Oktober 2017, serta melibatkan sekitar 50 orang mitra pengemudi GrabBike, mereka berhasil memetakan dan mendata 156 pos pengungsian, 15 fasilitas kesehatan, dan lima pengungsian ternak.
Dalam hal ini Grab juga bekerja sama dengan?HOT Indonesia, menyelenggarakan mapathon bersama para mahasiswa di Kota Bandung pada 16 Desember 2017.
Mapathon yang dikenal juga sebagai pesta pemetaan, merupakan salah satu metode paling efisien untuk menambahkan data peta dan geospasial di OpenStreetMap, suatu wadah pemetaan partisipatif. Lebih dari 50 peserta mapathon yang berasal dari berbagai universitas di Bandung berkumpul di Eduplex, Dago, dan mendedikasikan waktu mereka untuk belajar melakukan pemetaan dan dilanjutkan dengan praktik pemetaan wilayah-wilayah yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan Tasking Manager, suatu alat yang mampu mengoordinasi pemetaan kolaboratif jarak jauh.
"Kegiatan mapathon ini upaya Grab untuk berkontribusi lebih dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia. Sebagai perusahaan penyedia layanan transportasi, kami sangat memahami pentingnya peta yang baik dan jelas bagi kelancaran berbagai kegiatan masyarakat di era digital, termasuk di dalamnya mengurangi risiko dan dampak ketika bencana terjadi," ujar Tri Sukma Anreianno, Head of Public Affairs Grab Indonesia saat memberikan sambutan di pembukaan mapathon. Acara juga dihadiri oleh Kabid Manajemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung Dudi Prayudi mewakili Walikota dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung dan Satlantas, Polrestabes Kota Bandung Dewi H. Kanit Dikyasa.
Di Indonesia, Bandung merupakan kota kedua dimana Grab menyelenggarakan mapathon. Sebelumnya, pada 4 November 2017, Grab mengadakan mapathon di Jakarta yang diikuti oleh 17 peserta. Mapathon tersebut berhasil memetakan 240 ruas jalan di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Tangerang, dan Depok dengan total panjang 270 kilometer hanya dalam waktu tiga jam.
Mengingat banyak kota di Asia Tenggara, dimana Grab beroperasi, adalah daerah rawan bencana, Grab berinisiatif menjadikan mapathon sebagai gerakan regional untuk meningkatkan kualitas hidup dan keamanan masyarakat di kota-kota tersebut. Pada 25 November 2017, Grab juga mengadakan mapathon di Manila, Filipina, yang diikuti oleh lebih dari 50 peserta. Para peserta berhasil melakukan 25.000 edit peta dalam sehari kegiatan.
"Ke depan, Grab akan mengadakan lebih banyak mapathon di kota-kota lain di Indonesia dan Asia Tenggara. Kami sangat bangga dapat bekerja sama dengan HOT dan Komunitas OpenStreetMap yang telah bekerja tanpa lelah meningkatkan kualitas peta dan data lokasi yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat," lanjut Tri.
Project Manager HOT Indonesia Yantisa Akhadi mengatakan, saat ini Grab sudah hadir di lebih dari 100 kota di Indonesia, dimana banyak dari kota-kota tersebut merupakan prioritas dari BNPB dan HOT karena rawan bencana. Keunggulan teknologi Grab di kawasan Asia Tenggara dan pendekatan hyperlocal yang mereka gunakan menjadikan posisi mereka sangat unik dan strategis untuk membantu meningkatkan kualitas peta dari kota-kota tersebut.
"Kolaborasi antara perusahaan swasta dan lembaga swadaya masyarakat sangat krusial dalam membangun kapasitas kota-kota tersebut untuk merespons bencana dan mapathon adalah cara yang sangat baik untuk melibatkan berbagai kalangan masyarakat dalam upaya-upaya ini," ungkap Yantisa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah