PT Indofarma Tbk (INAF) akan membangun pabrik produksi infus tahun depan. Pembangunan tersebut merupakan keberlanjutan pembentukan joint venture?(JV) bersama Sungwun Pharmacopia Co.Ltd dan PT Baruna Energi Lestari.
"Nilai investasi pabriknya Rp250 miliar," ujar Direktur Utama INAF Rusdi Rosman, Selasa (19/12/2017).?
Nilai investasinya akan disesuaikan dengan porsi kepemilikan saham dalam JV. Baruna akan menjadi 60% pemilik JV. INAF akan memegang sekitar 20% hingga 30% saham JV tersebut, sisanya menjadi milik Sungwun.
Menurutnya, dana investasi untuk pabrik tersebut akan berasal dari ekuitas, sisanya berasal dari instrumen pinjaman. Adapun, pembangunan pabrik akan mulai dilangsungkan pada 2018. Operasional baru akan bisa dimulai pada April 2019 mendatang dan akan memproduksi 40 juta botol infus per tahun.?
Perseroan akan memprioritaskan penjualan infus ke Indonesia Timur. Ini untuk mendekatkan pasar dengan pabrik dan sumber dayanya. Namun, perusahaan juga akan menggarap pasar ekspor. "Terutama daerah yang banyak perang, di sini permintaan botol infus tinggi," imbuh Rusdi.
Rusdi menyebutkan sudah ada enam negara yang bakal jadi sasaran pasar INAF. Dua di antaranya adalah Afghanistan dan Turmekistan. INAF memanfaatkan agen penjual lamanya untuk mendistribusikan produknya tersebut.
INAF juga memiliki peluang untuk ekspor ke Amerika Serikat (AS). Hal ini karena?Sungwun memiliki teknologi produksi infus yang memiliki standar AS.
Ia menuturkan bahwa perseroan tertarik karena margin infus cukup tinggi. Produksi 40 botol infus itu setara dengan nilai penjualan Rp300 miliar. Dari penjualan tersebut, laba yang didapat bisa mencapai Rp70 miliar hingga 100 miliar. "Ini target penjualan pertama setelah pabrik beroperasi," tukasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: