Penjualan benih maupun bibit unggul siap tanam kelapa sawit nasional pada tahun depan diprediksi meningkat karena dipicu program peremajaan perkebunan kelapa sawit rakyat yang diprogramkan pemerintah.
"Pada tahun 2018, program peremajaan kelapa sawit rakyat di dalam negeri masih cukup luas," ujar Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Hasril Hasan Siregar di Medan, Senin (25/12/2017).
Menurut dia, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dengan dukungan BPDPKS (Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit), misalnya, merencanakan mendanai peremajaan seluas 185.000 hektare sawit petani pada tahun 2018. Untuk program itu, dibutuhkan sekitar 30 juta benih atau bibit unggul.
Selain peremajaan perkebunan kelapa sawit rakyat, kata Hasril, juga ada peremajaan oleh perkebunan negara dan swasta yang membutuh sekitar 80 juta hongga 90 juta benih atau bibit unggul.
"Jadi, diprediksi kebutuhan bibit sawit nasional 2018 sekitar 110 juta hingga 120 juta benih," ujarnya.
Dengan tren meningkatnya permintaan, bisnis perusahaan pembenihan menggairahkan. PPKS Medan sendiri berupaya terus meningkatkan produksi dan meningkatkan kualitas benih agar tanaman sawit Indonesia makin bagus.
Ketua Asosiasi Petani Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumut Gus Dalhari Harahap mengatakan bahwa asosiasi berkeinginan agar program peremajaan berlangsung lebih cepat dan luas. Menurut dia, sebagian besar luasan sawit rakyat merupakan tanaman tua dan dengan produktivitas rendah akibat dahulunya ditanam dengan bibit asalan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: