PT Kereta Api Indonesia (persero) atau KAI baru saja mendapatkan sindikasi sebesar Rp19,25 triliun yang berasal dari perbankan. Dana tersebut akan digunakan oleh KAI untuk pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sudah merencanakan skema tersebut demi terlaksananya moda trasnsportasi massal. Sebagaimana diketahui dana yang dibutuhkan untuk proyek LRT ini sebesar Rp29,9 triliun.
"Pembangunan untuk LRT ini dengan program pembiayaan rumit karena tidak sekadar memakai uang negara APBN. Namun, multiyears dengan kredit sindikasi perbankan," ujar Sri Mulyani dalam acara penandatanganan kontrak sindikasi yang berlangsung di Kempinski Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (29/12/2012).
Dirinya juga menambahkan, Pemerintah melalui Kementerian yang dipimpinnya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp7,6 triliun untuk PT KAI melalui Penyertaan Modal Negara (PNM) serta Rp1,4 triliun untuk pihak kontraktor. Rencananya kontraktor yang ditunjuk dalam pembangunan proyek ini adalah PT Adhi Karya (persero).
"Kementerian Keuangan telah menganggarkan dana sebesar Rp7,6 triliun untuk KAI dan Rp1,4 triliun untuk kontraktor proyek Adhi Karya. Namun, support Rp7,6 dan Rp1,4 triliun itu tidak cukup untuk biaya LRT Rp29 triliun," lanjut Sri Mulyani.
Sebagaimana diketahui, total sindikasi sebesar Rp19,25 triliun memiliki kontrak pinjaman dengan jangka waktu selama 18 tahun dengan nominal Rp18,1 triliun untuk kredit investasi dan Rp1,15 triliun untuk kredit modal kerja.
Kreditur dari sindikasi ini dua belas Bank, terdiri dari Himpunan Bank Negara (Bank Mandiri, BNI, BRI), Bank Swasta Nasional, dan Swasta Asing. Penandatanganan ini merupakan bentuk dedikasi KAI dalam mendukung tersedianya infrastruktur di Indonesia.
Lebih lanjut bagi KAI, penandatanganan ini dilakukan agar perseroan tersebut dapat segera menggarap penugasan Presiden Joko Widodo. Dengan begitu, target operasional LRT Jabodebek pada 2019 mendatang dapat tercapai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah