Kementerian Kesehatan RI mengakui terjadi permintaan yang tinggi kebutuhan vaksin Difteri dari daerah-daerah terutama daerah KLB Difteri akibat merebaknya penyakit menular ini.
Padahal persediaan vaksin hanya untuk imunisasi yang rutin sehingga Kementerian Kesehatan belum dapat memenuhi.
"Jadi memang demand meningkat. Sebenarnya kebutuhan vaksin kita hanya untuk imunisasi rutin saja tapi kemudian karena ada KLB terjadi peningkatan kebutuhan sehingga diakhir tahun tidak bisa lakukan pengadaan tapi diawal tahun kita lakukan pengadaan,? jelas?subdit Survaillence Kemenkes RI dr. Nancy usai?Rapat koordinasi kewaspadaan dini dan Penanggulangan KLB Difteri yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Kaltim, Selasa (16/1/2018).
Namun dia memastikan pekan depan akan segara mendistribusikan kebutuhan vaksin Difteri di daerah-daerah seluruh Indonesia terutama daerah yang ditetapkan KLB Difteri termasuk Balikpapan. Balikpapan mengalami kekosongan vaksin Difteri usia 5-7 tahun. Kebutuhan vaksin di Balikpapan mencapai 30 ribu.
?Kita dari Kemenkes lagi ada beading lagi pengadaan vaksin. Insya Allah minggu depan vaksin akan kita distribusikan ke daerah-daerah,?ungkapnya.?
Sambil menunggu keberadaan vaksin, pemerintah kota bersama seluruh stakeholder harus melakukan upaya internal dengan menggalakan pola hidup bersih sehat.
"Jika batuk dan pilek biasakan mengenakan masker. Juga biasakan mencuci tangan. Bagi bayi lengkapi imunisasi bisa ke puskesmas atau praktek mandiri. Di sekolah kalau ada imunisasi anak-anak harus ikut. Karena pencegahan Difteri dengan memberikan kekebalan pada anak-anak melalui imunisasi,? terangnya.
Nancy juga memastikan vaksin Difteri telah melalui proses higienis dan ketat sehingga tidak terpapar dengan zat yang berasal dari babi. "Sama sekali tidak terpapar, aman dan jangan ada kekhawatiran," ucap Nancy.
Pada kesempatan sama, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek membantah adanya kekosongan vaksin. "Nggak ada itu. Vaksin cukup dari pusat juga akan dikirim bantuan vaksin," ucapnya.
Awang juga memastikan kembali bahwa vaksin Difteri aman dan memenuhi unsur halal. "Saya klarifikasi, tidak ada unsur non-halal dalam vaksin. Saya dengar itu, seolah-olah ada unsur dari babi. Kabar itu tidak benar," tandasnya.
Gubernur menambahkan dari 10 kabupaten kota di Kaltim, baru kota Balikpapan dan Samarinda yang menetapkan status KLB.
"Dua kota itu memang paling banyak suspect Difteri, kalau Kaltim belum KLB. Nanti yang KLB dapat perhatian khusus termasuk dari Kementerian Kesehatan," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil