Komisi X DPR RI Yanti Sukamdani mengungkapkan, Indonesia key market, okupansi industri pariwisata di Jabodetabek tumbuh 8,25% sejak Oktober lalu. Pertumbuhan tersebut menurut Yanti adalah efek dari status Gunung Agung di Bali.
"September-Oktober langsung drop okupansi (di Bali)," kata Yanti di sela-sela acara diskusi MarkPlus Center for Tourism and Hospitality, Rabu (17/1/2018) di Jakarta.
Untuk mengembalikan kondisi pariwisata Bali, menurut Yanti, Pemerintah telah merespons data-data wisatawan, dan pada 12 Desember lalu Menteri Pariwisata Arif Yahya juga sudah meluncurkan program ini untuk meningkatkan kembali pariwisata Indonesia melalui slogan Wonderful Indonesia.
"Ini program kolaborasi pemerintah dan pelaku usaha.?Enam belas asosiasi, Apindo, Gili, Kadin, PHRI, organda, dan lainnya. Semuanya terlibat di pariwsata. Karena programnya ramai saat peak season. Kalau low season, kurang," jelasnya.
Sementara itu, target Kemenpar diungkapkan Yanti yaitu 2,5 juta wisatawan di 18 daerah wisata seperti Padang, Palembang, Manado, Bandung, Jakarta, Lombok, dan lain-lain.
Dari Program ViWI 2018 yang diharapkan akan memberikan kontribusi sebesar 15% dari target nasional tercapainya 17 juta wisman pada 2018 atau sebanyak 2,5 juta wisman, Yanti menekankan bahwa program ini konsensi mengkonsumsi program termasuk pemasaran dan penjualan operasionalnya. Sementara konten tugas pemerintah daerah untuk hari ini sudah lebih dari 250 paket wisata.
"Produknya hot dealss more for less color of Indonesia events & festival, produk kami salah satunya yang Lantik itu Java jazz. Tahun lalu trafiknya 115 ribu. Tahun ini kita targetkan 140 ribu. Digital destination ini lebih ke segmen milenial datang ke suatu tempat foto-foto pergi lagi," jelasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: