Pemerintah Slovenia berharap anggota parlemennya akan memilih untuk mengakui negara Palestina dan hanya menjadi negara kedua yang melakukannya sebagai negara anggota Uni Eropa, menteri luar negeri Slovenia Karl Erjavec mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (22/1/2018).
"Semua negara selain [negara anggota Uni Eropa] mendukung langkah Slovenia jika parlemennya memberikan lampu hijau menyoroti usulan untuk mengakui negara Palestina," ungkap Erjavec kepada saluran swasta TV POP, sebagaimana dikutip dari The National, Selasa (23/1/2018).
Menteri tersebut berbicara dari Brussels, di mana Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan para Menteri Luar Negeri Eropa, dalam pertemuan tersebut Abbas meminta mereka untuk mengakui Palestina. Kemudian, kemudian tidak berselang lama Erjavec dan Abbas mengadakan pertemuan bilateral.
Dari 28 negara anggota Uni Eropa, Swedia pertama kalinya secara resmi mengakui negara Palestina pada 2014. Delapan negara lainnya telah mengambil langkah untuk mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat sebelum memasuki Uni Eropa: Republik Ceko, Slowakia, Hungaria, Bulgaria, Rumania, Malta dan Siprus.
Komite urusan luar negeri parlemen Slovenia akan bertemu di Ljubljana pada Rabu (31/1/2018) untuk menyetujui usulan tersebut sebelum mengirimnya ke parlemen, yang dapat memberikan suara untuk isu tersebut dalam sebuah sesi pada bulan Maret atau April, menurut televisi publik Slovenia RTV.
"Dengan mengakui hal itu, [Slovenia] akan memperkuat perundingan Palestina dalam proses perdamaian Timur Tengah. Kami memiliki kebijakan luar negeri yang independen, kami tidak memerlukan negara lain untuk melindungi wilayah kami," pungkas Erjavec.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo