Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mau IPO, Perusahaan Batu Bara Ini Tawarkan Harga Hingga Rp600 per Saham

        Mau IPO, Perusahaan Batu Bara Ini Tawarkan Harga Hingga Rp600 per Saham Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan batu bara PT Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS) berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial Public Offering (IPO). Perseroan akan melepas sebanyak 400 juta saham baru atau sebanyak-banyaknya 28,57% dari modal dan ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Rencananya, saham BOSS akan ditetapkan sebagai efek syariah.

        Dalam aksi ini, perseroan menunjuk PT Victoria Sekuritas Indonesia (Victoria Sekuritas) sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

        Direktur Utama Victoria Sekuritas Wisnu Widodo menyampaikan apabila harga penawaran saham BOSS berada di kisaran Rp350 hingga Rp600 per saham. Artinya, perseroan mengincar dana sekitar Rp140 miliar hingga Rp240 miliar.

        "PER (Price Earning Ratio) 3-5 kali untuk 2018-2019. Itu cenderung di bawah rata-rata perusahaan yang sudah listing," ucapnya di Jakarta, Rabu (24/1/2018).

        Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bornoe Olah Sarana Sukses Freddy Tedjasasmita mengungkapkan bahwa dana hasil IPO akan digunakan untuk meningkatkan produksi tambang di dua konsesi yang dimiliki perusahaan. Selain itu, perusahaan juga akan mengalokasikan dana IPO untuk melakukan pembayaran utang di Bank Victoria sebesar Rp50 miliar.

        "Dananya sebagian untuk utang dan sebagian untuk bangun infrsatruktur dikonsensi. Kami punya empat konsensi, nanti dana IPO akan untuk meningkatkan produksi di dua konsensi," terangnya.

        Penawaran umum akan dilaksanakan pada 9-13 Februari 2018. Sementara pencatatan saham perdana di BEI dijadwalkan pada 21 Februari 2018.

        Sekadar informasi, hingga akhir September 2017, Borneo Olah Sarana Sukses berhasil mengantongi penjualan sebesar Rp120,6 miliar. Adapun laba bersih tercatat Rp20,8 miliar setelah selama 3 tahun terakhir membukukan kerugian karena pelemahan harga batu bara.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: