Memasuki tahun keempat, Kementerian Pertanian RI (Kementan) terus melakukan berbagai upaya dan terobosan. Salah satunya yakni memberikan bantuan benih, bahkan Pemerintah mengucurkan anggaran Rp2 triliun lebih untuk pembibitan.
Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman mengatakan upaya lainnya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi pertanian, yaitu pembangunan berbagai waduk.
"Mulai irigasi tersier kita perbaiki tiga juta hektar lebih di seluruh Indonesia. Dan itu pertama dalam sejarah," kata Mentan kepada wartawan Rabu (7/2/2018).
Andi menjelaskan berdasarkan data Kementan lebih kurang ada 300 ha dari hamparan 764 ha sawah yang akan dipanen pada hari yang sama, sisanya akan berangsur dipanen sampai akhir Februari 2018. Varietas padi yang dipanen dominan varietas Ciherang dan sebagian lagi varietas Mekongga ditambah varietas lainnya dengan produktivitas mencapai sekitar 8,3 ton/ha GKP atau 6.9 GKG.
Harga gabah pada akhir 2017 mencapai 5.800 per kg. Saat ini, harga gabah GKP berkisar Rp4.500?4.800 per kg, sehingga ada penurunan Rp1.000?1.300/kg.
Mentan mengungkapkan total luas panen di Kabupaten Garut pada Februari ini mencapai 22.972 ha dengan produktivitas 6.9 ton/ha GKG, sehingga produksi mencapai 158.506 ton GKG setara dengan 99.859 ton beras. Konsumsi beras per bulan di Kabupaten Garut berdasarkan jumlah penduduk sekitar 2,5 juta jiwa sebesar 28.266 ton beras. Dengan demikian, pada Februari 2018, Kabupaten Garut surplus beras sebanyak 71.593 ton.
Total luas panen padi di Kabupaten Garut pada bulan Januari 2018 seluas 16.565 ha setara dengan produksi padi 114.298 ton GKG atau sama dengan produksi 72.008 ton beras. Februari ini merupakan panen dengan lahan terluas, yaitu 22.972 ha dengan produksi 158.506 ton GKG atau setara 99.589 ton beras dan bulan Maret 19.242 ha dengan produksi padi 132.770 ton GKG setara 83.644 ton beras. Sementara areal sawah di Kabupaten Garut merupakan sawah irigasi teknis dan nonteknis yang tersebar di 42 kecamatan.
Sementara itu, lahan panen padi di Provinsi Jawa Barat pada Januari 2018 seluas 100.000 ha, Februari seluas 160.000 ha, dan Maret seluas 275.000 ha. Sisa luas panen Provinsi Jawa Barat bulan Februari 2018 seluas 275.000 ha (setara 1.000.000 ton beras) untuk masa panen 7?28 Februari 2018.
Produksi GKG Provinsi Jawa Barat pada Januari: 610.000 ton (setara 382.000 ton beras), Februari: 950.000 ton (setara 600.000 ton beras), Maret: 1.600.000 ton (setara 1.000.000 ton beras).
Adapun, lanjut Mentan, konsumsi beras per bulan Provinsi Jawa Barat berdasarkan jumlah penduduk 46,7 juta jiwa adalah 330.000 ton beras. Jadi, terjadi surplus Januari 52.000 ton beras, Februari surplus 270.000 ton, dan Maret surplus 670.000 ton.
Sementara harga jual Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani di Provinsi Jawa Barat puncaknya pada 24 Januari 2018 mencapai Rp5.700 per kg. Harga sekarang per 7 Februari 2018 sudah turun Rp700 per kg menjadi Rp5.000 per kg GKP.
"Hasilnya adalah jagung yang dulunya kita impor 3,6 juta ton, sekarang tidak ada impor bahkan kita sudah ekspor. Juga Beras pada tahun ketiga kita tidak ada impor. Bawang dulu langganan impor dari Thailand, sekarang kita sudah ekspor ke enam negara. Cabe dulu bergejolak, sekarang sudah stabil," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ratih Rahayu