PT Pupuk Indonesia berupaya meningkatkan kualitas dan produksi pupuk seiring dengan gempuran pupuk Cina masuk ke Indonesia. Bob Indiarto selaku Direktur SDM dan Umum PT Pusri Palembang di sela-sela acara Pasar Murah Pupuk PT Pupuk Indonesia (Persero) di Desa Cerme Kecamatan Panjatan, Kulon Progo, DIY Sabtu (10/2/2018), mengatakan PT Pupuk Indonesia setiap tahun mampu memproduksi 13,2 juta ton urea yang dihasilkan anak perusahaannya.
Namun, pada 2018 pupuk yang dialokasikan mencapai 9,5 juta ton. Sebagai informasi, bahan untuk membuat pupuk urea berupa gas. Saat ini harga gas di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan pesaing dari luar negeri, khususnya Tiongkok yang harga gasnya murah.
"Hal ini menyebabkan dalam beberapa tahun ini masuk pupuk dari Tiongkok yang harganya lebih murah," ungkap Bob.
Meski demikian, Bob menjamin pupuk buatan Indonesia lebih bagus dibandingkan buatan luar negeri, khususnya dari Tiongkok. Bob juga berharap petani setia menggunakan pupuk buatan dalam negeri, meski harga sedikit mahal. Bob kembali menceritakan, pada 1989 Tiongkok belajar mengenai produksi pupuk di PT Pusri (Pupuk Sriwidjaja). Sekarang pabrik pupuk di Tiongkok berkembang luar biasa dan produksinya terbesar di dunia. Stok pupuk dalam negeri Tiongkok mencapai 10 kali di Indonesia.
Para ahli dari Tiongkok belajar ke Pusri dalam rombongan besar secara bergantian. "Waktu itu saya di bagian produksi. Kebetulan PT Pusri merupakan pabrik urea tertua yang punya tenaga ahli di produksi," tutur Bob. Hal senada dikatakan Wahyu Supriyanto selaku VP PKBL PT Pupuk Indonesia (Persero) bahwa diusahakan HPP bisa lebih ditekan ,sehingga harga pupuk urea bisa lebih murah dari pabrik di Cina. Selama ini bahan baku gas dari Pertamina dan swasta dengan harga 6 dolar AS. Sementara harga bahan baku Cina hanya 4 dolar AS. Bahan baku pupuk Urea Tiongkok dari Rusia dengan menggunakan batu bara.
Di samping itu, lanjut Wahyu menambahkan, diusahakan agar bagaimana nanti petani tetap mendapatkan pupuk dari PT Pupuk Indonesia. Untuk itu ada sosialisasi dari Pupuk Indonesia bahwa pupuk dari Indonesia jauh lebih baik kualitasnya.
"Biuret pada pupuk urea paling rendah ada di pupuk produksi Indonesia. Biuret adalah racun yang merusak tanaman," pungkasnya. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo