Pemerintah Indonesia sedang gencar membangun infrastruktur di seluruh penjuru negeri. Untuk menyukseskan proyek tersebut, seluruh BUMN yang bergerak di sektor konstruksi, dari induk hingga anak perusahaan, diharapkan dapat berkontribusi maksimal. Dari sekian banyak perusahaan konstruksi nasional, Waskita Beton Precast, anak perusahaan Waskita, menjadi perusahaan precast terbesar yang mendukung penyediaan kebutuhan beton precast untuk proyek nasional.
Direktur Utama Waskita Beton Precast, Jarot Subana, mengungkapkan, per September tahun ini, perusahaan telah memiliki kontrak untuk dikelola (order book) yang nilainya mencapai Rp18 triliun, hingga akhir tahun target mencapai Rp20 triliun. Adapun beberapa proyek yang ditangani, antara lain Tol Becakayu senilai Rp3 triliun, Tol Solo-Kertosono senilai Rp1,2 triliun, Tol Cimanggis-Cibitung senilai Rp2,6 triliun, LRT Palembang senilai Rp1 triliun, dan ruas tol di Pantura, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, dan Batang-Semarang yang hampir mencapai Rp2,5 triliun.?
Dari proyek yang ditangani Waskita Precast, 70% dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan induknya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sisanya 30% dialokasikan?untuk memenuhi kebutuhan pihak lain. Tidak hanya memenuhi pesanan beton precast, Waskita Precast juga mengerjakan proyek sendiri, mulai dari mencetak hingga memasang, seperti proyek dari PU DKI, Sintel Pertamina, dan Tol Legundi yang mencapai nilai Rp3 triliun.
Sebagai perusahaan precast terbesar, Waskita Precast memiliki mimpi untuk memenuhi kebutuhan precast di luar perusahaan induk dengan lebih banyak lagi. Untuk mewujudkannya, perusahaan terus meningkatkan kemampuan yang dimiliki dengan menambah pabrik precast dari 9 menjadi 11 pabrik dengan total kapasitas 3.250.000 ton.?
Pabrik precast yang dimiliki Waskita Beton berlokasi di Cibitung dengan kapasitas produksi 350.000 ton, di Sidoarjo berkapasitas 400.000 ton, di Palembang berkapasitas 200.000 ton, di Kalijati berkapasitas 250.000 ton, di Karawang berkapasitas 450.000 ton, di Bojonegara berkapasitas 200.000 ton, di Subang berkapasitas 350.000 ton, di Klaten berkapasitas 150.000 ton, di Sadang berkapasitas 375.000 ton, di Gasing berkapasitas 250.000 ton, dan di Legundi berkapasitas 275.000 ton. Selain itu, perusahaan juga memiliki 62 batching plant untuk membuat adukan beton ready mix.?
?Utilisasi saat ini rata-rata per tahunnya mencapai 70% untuk precast dan 50% untuk ready mix. Ke depannya, kapasitas batching plant akan ditambah menjadi 3.750.000 ton, minimal dengan utilisasi dipertahankan di tingkat 70%,? ujar Jarot.?
Selain menyiapkan pabrik dan alat-alat, perusahaan juga menyiapkan kebutuhan material, mulai dari semen, pasir, dan batu pecah. Produksi semen dan pasir berjalan dengan baik, namun produksi batu pecah saat ini baru mencapai 15% dari 16 ribu m3 per hari. Kekurangan batu pecah selama ini dibantu oleh para penyuplai yang terkadang menjadi beban karena pada saat dibutuhkan harganya menjadi mahal.?
Waskita Precast berharap dapat memenuhi kebutuhan batu pecah 80%? 90% dengan menguasai lebih banyak tambang. Saat ini perusahaan sudah memiliki lima lokasi penambangan, di Bogor, Jawa Barat seluas 9 hektar, di Bojonegara, Jawa Tengah seluas 30 hektar, dan akan dikembangkan menjadi 50 hektar, di Pekalongan dan Boyolali, serta satu lagi di Jawa Timur dengan luas hampir 50 hektar dan saat ini sedang dalam tahap pembebasan.?
Dengan menguasai beberapa tambahan tambang di tahun depan, Waskita Precast akan memproduksi 12 ribu m3 batu pecah per hari, baru 70% dari total kebutuhan. Untuk menambah produksi, perusahaan akan mencari tambang di wilayah Indonesia Timur, seperti Kalimantan. Di sana nantinya juga akan dibangun satu pabrik precast ke-12 untuk menyuplai kebutuhan di Kalimantan.?
Dari sisi sumber daya manusia, menurut Jarot tidak perlu diragukan lagi. Saat ini perusahaan telah memiliki 1.500 pegawai yang masih akan ditingkatkan seiring target perusahaan. Kemampuan yang yang dimiliki oleh SDM juga tidak ada masalah karena terus ditingkatkan dengan pelatihan-pelatihan. Dari sisi pendanaan, perusahaan yang telah go public sejak tiga tahun terakhir ini telah mendapatkan dana Rp5 triliun, dari proyek yang dijalankan dan pinjaman dari bank.
Akhirnya, dengan pabrik precast dan segenap kemampuan yang dimiliki, Waskita Beton Precast tidak hanya siap untuk memenuhi kebutuhan induk, tetapi juga perusahaan lain di Indonesia. Di luar itu, perusahaan juga siap untuk menjadi perusahaan mandiri yang mampu mengerjakan proyek-proyek sendiri untuk semakin berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di dalam negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu