Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha menyatakan pada hari Selasa (27/2/2018) bahwa pemilihan umum yang telah dijanjikannya pada bulan November 2018 akan berlangsung "tidak lama lagi" dari Februari 2019, sebuah upaya penundaan terakhir untuk membuat marah dan juga kritik dari warga Thailand yang terus ditujukan terhadap junta militer Thailand.
"Sekarang saya akan menjawab dengan jelas, sebuah pemilihan akan berlangsung paling lambat pada Februari 2019," ungkap Prayuth kepada wartawan di Bangkok, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (27/2/2018).
Junta Thailand telah berjanji sekaligus menunda pemilihan beberapa kali sejak berkuasa setelah kudeta tahun 2014 yang menyingkirkan pemerintah sipil.
Tanggal terakhir ditetapkan untuk bulan November 2018 namun bulan lalu legislatif yang ditunjuk militer mengubah undang-undang pemilihan, serta menandakan sebuah penundaan lebih lanjut.
Telah terjadi demonstrasi anti-junta di Bangkok yang menyerukan agar Prayuth tetap berpegang pada kerangka waktu pemilihan pada November 2018.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait: