Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perluas Sinyal di Daerah, XL Operasikan BTS di NTB

        Perluas Sinyal di Daerah, XL Operasikan BTS di NTB Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT XL Axiata Tbk mulai mengoperasikan base tranceiver station (BTS) yang memancarkan sinyal telekomunikasi di pedalaman Nusa Tenggara Barat (NTB). Total ada enam BTS yang dipasang dan disebarkan di daerah tersebut.

        Enam BTS tersebut dibangun menggunakan dana universal service obligation (USO) yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Sinyal yang dipancarkan berupa 2G.

        "Suatu kebanggaan tersendiri bagi XL Axiata untuk secara aktif mendukung pemerintah melakukan upaya pemerataan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi. Kami berharap masyarakat di sekitar BTS-BTS USO yang baru ini bisa memanfaatkan sarana telekomunikasi secara bijak dan maksimal," terang Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D Yosetya di Jakarta, Senin (12/3/2018).

        Lebih rinci dijelaskan bahwa BTS USO tersebut diletakkan di Desa Kawuwu, Kecamatan Palibela, Kabupaten Bima; Desa Talonang Baru, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat; serta Desa Lebangkar, Desa Ranan, Desa Lawin di Kecamatan Ropang dan Desa Lebin, Kecamatan Lenangguar di Kabupaten Sumbawa.

        Semua desa lokasi program BTS USO tersebut berada di daerah yang termasuk kategori terpencil. Jarak tempuh dari ibu kota kabupaten rata-rata lebih dari 45 km dan perlu waktu tiga jam atau lebih untuk mencapai lokasi. Kondisi jalan darat menuju lokasi minim aspal, dan sebagian besar berupa jalan tanah dan batu. Sementara itu, jarak dari Mataram, ibu kota Provinsi NTB antara 115 km hingga 295 km.

        Bupati Sumbawa Barat Musyafirin menambahkan, sarana telekomunikasi yang kini menjangkau desa-desa tersebut kini telah dimanfaatkan masyarakat untuk mendukung aktivitas ekonomi, pertanian, perdagangan, juga pendidikan.

        Menurutnya, masyarakat desa sekarang sudah bisa berkomunikasi dengan pembeli hasil bumi mereka yang berada di luar daerah guna mendapatkan harga yang bagus. "Berbeda dengan sebelumnya, saat masyarakat masih harus datang dan membawa dagangannya ke kota terdekat untuk menjual hasil buminya," tambahnya.

        Adapun masyarakat setempat sebagian besar memiliki mata pencaharian bertani jagung. Sejak BTS tersebut dioperasikan, sudah ada 3.000 orang warga setempat yang menjadi pelanggan XL.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: