Kredit Foto: Sufri Yuliardi
PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), entitas hasil penggabungan antara PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk, membukukan kinerja keuangan yang kontras sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Meski pendapatan meningkat tajam, beban usaha yang membengkak membuat perusahaan telekomunikasi tersebut masih menanggung rugi besar.
Mengutip laporan keuangan per 30 September 2025, Kamis (13/11/2025), EXCL mencatat pendapatan sebesar Rp30,54 triliun, naik 20,44% secara tahunan (year on year) dibandingkan Rp25,36 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini didorong oleh kontribusi layanan utama GSM dan jaringan telekomunikasi yang menyumbang Rp30,15 triliun, sementara segmen managed service dan jasa teknologi informasi menambah Rp396,45 miliar.
Baca Juga: Emiten Mayapada Hospital (SRAJ) Milik Taipan Dato Sri Tahir Rugi Rp88 Miliar
Namun di sisi lain, total beban EXCL melonjak 44,39% YoY menjadi Rp30,51 triliun. Lonjakan ini terutama berasal dari pos biaya jaringan, integrasi sistem, dan penyesuaian pascamerger yang masih berlangsung.
Akibatnya, perusahaan mencatat rugi periode berjalan sebesar Rp2,58 triliun. Rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk bahkan mencapai Rp2,6 triliun, berbalik dari posisi laba bersih Rp1,31 triliun sebelum merger terjadi.
Kinerja tersebut menandakan bahwa proses konsolidasi dua operator besar ini masih menghadapi tekanan biaya tinggi, meskipun sinergi pendapatan mulai terlihat. Perusahaan juga masih berupaya menyeimbangkan efisiensi operasional dengan perluasan infrastruktur jaringan di tengah kompetisi ketat sektor telekomunikasi.
Baca Juga: BATA Masih Derita Rugi Rp52 Miliar di Kuartal III 2025
Dari sisi neraca, EXCL memiliki total aset sebesar Rp109,81 triliun per 30 September 2025, naik signifikan dari Rp86,17 triliun pada akhir Desember 2024 sebelum merger. Kewajiban jangka pendek tercatat sebesar Rp26,79 triliun, sedangkan liabilitas jangka panjang mencapai Rp15,02 triliun.
Manajemen EXCL disebut masih fokus pada proses integrasi operasional, penyatuan sistem jaringan, serta konsolidasi basis pelanggan. Tujuannya untuk mempercepat realisasi efisiensi skala ekonomi yang diharapkan mulai berdampak positif terhadap profitabilitas dalam beberapa kuartal mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement