Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        BRG Cetak Kader Restorasi Gambut di Riau

        BRG Cetak Kader Restorasi Gambut di Riau Kredit Foto: Vicky Fadil
        Warta Ekonomi, Kepulauan Riau -

        Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia mencetak kader-kader restorasi gambut dari 21 desa di Propinsi Riau.

        "Kesimpulan kami yang dapat mencegah kebakaran gambut adalah warga lokal, bukan orang yang jauh dari lokasi," kata Kasubpokja Edukasi Deputi III BRG RI Deasy Efnida Westy di Jakarta, Sabtu (7/4/2018).

        Deasy mengatakan bahwa kebakaran hebat kawasan gambut pada 2016 mendorong Badan Restorasi Gambut melakukan penanganan serius dan komprehensif dalam merestorasi gambut.

        Oleh karena itu, pihaknya berupaya melibatkan lebih banyak partisipasi masyarakat untuk mencegah bencana serupa terulang kembali.

        Untuk kepentingan itu, BRG menggandeng lembaga swadaya masyarakat (LSM) teknis, Institut Agroekologi Indonesia (INAgri) untuk menggelar Sekolah Lapang Gambut di Riau pada tanggal 2 s.d. 8 April 2018.

        "Program ini berjalan juga untuk tujuh provinsi target," kata Deasy.

        Peserta berjumlah 42 petani perwakilan 21 desa peduli gambut di enam kabupaten.

        Pada kesempatan itu sekolah berlangsung di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir.

        Menurut Direkur INAgri Syahroni, sekolah lapang ini akan melahirkan kader desa yang terampil mengelola lahan gambut tanpa bakar dan menjadi pemandu lapang di desa masing-masing untuk restorasi gambut.

        Tiga keterampilan yang diberikan kepada peserta sekolah lapang ini berupa keterampilan menjadi pemandu lapang, keterampilan mengelola lahan dan budi daya pertanian ramah gambut tanpa bakar, dan keterampilan memanfaatkan sumberdaya alam menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat.

        Menurut Deasy, program restorasi gambut memiliki skema 3R (reweting, revegetasi, dan revitalisasi) yang langsung melibatkan penuh masyarakat lokal.

        "Tanpa mereka program pusat hanya di atas kertas," kata Deasy.

        Petani Desa Peduli Gambut (DPG) yang dibentuk diharapkan menjadi subjek pemulihan gambut.

        Menurut Kepala Desa harapan Jaya, Rasidi, desa yang dipilih menjadi sekolah lapang gambut ini ke depan akan memiliki diklat mandiri pertanian ekologis ramah gambut.

        "Konsep materi diklat berupa demplot pertanian terpadu di lahan gambut sebagai model dan percontohan bagi masyarakat sekitar," kata Rasidi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: