Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan negara-negara ASEAN kembali menegaskan komitmen untuk mengimplementasikan integrasi keuangan di kawasan sesuai kerangka masyarakat ekonomi ASEAN 2025.
"Bank Indonesia mendukung rencana aksi strategis untuk menciptakan sektor keuangan kawasan yang stabil, terintegrasi, dan inklusif,"?tutur?Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo usai menghadiri pertemuan tahunan tingkat Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN Ke-4 di Singapura, akhir pekan kemarin.
Dia mengatakan, dalam pertemuan yang mengangkat tema "Resilience and Innovation" tersebut, Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN menggarisbawahi pentingnya menjaga kestabilan ekonomi makro dan resiliensi sistem keuangan di kawasan di tengah masih tingginya ketidakpastian global serta perkembangan inovasi teknologi di sektor keuangan.
"Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN menyambut baik langkah-langkah yang telah dilakukan untuk memastikan inisiatif integrasi dapat berjalan dengan baik, antara lain terkait pemantauan risiko makro dan keuangan secara teratur, pemantauan Key Performance Indicators (KPIs) sebagai alat evaluasi kemajuan integrasi, serta persiapan bersama menghadapi ekonomi digital," ucapnya.
Selain itu, inisiatif integrasi keuangan di sektor perbankan, asuransi, dan pasar modal yang telah ditempuh juga diharapkan dapat semakin meningkatkan arus perdagangan dan investasi antara negara ASEAN.
Lebih lanjut, untuk menjaga ketahanan kawasan dalam menghadapi risiko siber yang semakin meluas serta menghadapi tantangan inovasi jasa keuangan baru pada inklusi keuangan dan sistem pembayaran, Gubernur dan Menteri Keuangan ASEAN sepakat untuk meningkatkan awareness serta kapabilitas masing-masing negara anggota sehingga mampu secara efektif memfasilitasi perkembangan teknologi keuangan secara bertahap sejalan dengan kesiapan masing-masing negara ASEAN.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF), World Bank (WB), Asian Development Bank (ADB), serta ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) sebagai partner ASEAN.
Pandangan lembaga-lembaga tersebut telah memperkaya pemahaman terhadap kondisi terkini ekonomi global dan regional yang saat ini diwarnai pengetatan moneter di negara maju, risiko geopolitik, serta proteksionisme perdagangan. Di tengah situasi tersebut, negara-negara anggota ASEAN semakin dituntut untuk lebih waspada dan adaptif dalam menjaga stabilitas keuangan.
Agus menuturkan, komitmen dan koordinasi yang kuat antar negara ASEAN dan lembaga terkait diharapkan dapat mendukung pencapaian integrasi keuangan yang stabil dan berkelanjutan sesuai kerangka masyarakat ekonomi ASEAN 2025 serta rencana aksi strategis yang menyertainya.
"Ke depan, diharapkan manfaat pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan secara merata dan berkelanjutan oleh seluruh masyarakat ASEAN," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah