Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta maaf kepada pemimpin Aung San Suu Kyi karena mengatakan terjadi pemunahan di Myanmar.
Ia mengatakan bahwa pernyataan itu adalah sindiran kepada negara Barat, yang diam terhadap nasib kaum Rohingya di Myanmar.
Myanmar membantah tudingan itu dan mengatakan bahwa operasi militer mereka adalah tindakan sah untuk memastikan keamanan negara seusai gelombang serangan Rohingya.
Pada pekan lalu, Duterte mengatakan bahwa negaranya siap memberikan perlindungan bagi warga Rohingya yang melarikan diri dari "genosida". Komentar itu kemudian dibalas oleh Myanmar yang mengatakan bahwa Duterte menunjukkan bahwa dia tidak tahu apa-apa soal Myanmar.
Namun, dalam pidato pada Jumat yang ditujukan kepada Suu Kyi, Duterte mengklarifikasi bahwa dia tidak berniat mengintervensi apa yang disebutnya sebagai "perang saudara" di Myanmar.
"Saya meminta maaf kepada Anda, namun jika Anda memperhatikan, pernyataan saya adalah sebuah satire," kata dia kepada para wartawan.
"Saya tidak akan mengintervensi urusan dalam negeri Anda," kata Duterte.
Duterte mengatakan bahwa pernyataannya ditujukan kepada negara-negara Eropa yang menuding terjadinya pelanggaran hak asasi besar di Myanmar, namun tidak berbuat apa-apa untuk membantu Rohingya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: