Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ini 5 Mitos Soal Berinvestasi

        Ini 5 Mitos Soal Berinvestasi Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Investasi merupakan bagian dari wealth management yang sedang digalakkan saat ini. Masyarakat mulai mengelola penghasilan yang dimiliki dan menggunakan sebagian dari uang yang semula hanya digunakan untuk tabungan menjadi instrumen investasi. Dengan investasi, uang tersebut bisa berkembang dengan maksimal dan keuntungan yang diperoleh bisa melampaui inflasi.

        Namun, seiring dengan meningkatnya minat untuk berinvestasi, informasi seputar investasi yang beredar di masyarakat juga semakin banyak.

        Tidak jarang informasi tersebut berupa mitos yang justru membuat masyarakat enggan untuk mulai berinvestasi. Apa saja mitos atau pemahaman yang salah seputar investasi yang banyak berkembang di masyarakat? Berikut 5 mitos seputar investasi tersebut.

        1. Investasi membutuhkan modal besar

        Tidak perlu menunggu sampai kamu punya modal besar untuk bisa memulai investasi. Saat ini, dengan bermodalkan Rp100.000 per bulan, kamu sudah bisa mulai berinvestasi di reksa dana. Selain itu, ada banyak pilihan saham yang bisa kamu beli dengan total investasi tidak sampai Rp1 juta.

        2. Investasi itu rumit dan membingungkan

        Hal ini sering terjadi karena investasi hanya diasosiasikan dengan pasar saham. Bila berinvestasi di pasar saham, kamu memang sering dihadapkan pada neraca keuangan dan grafik harga saham. Namun, dengan berkembangnya teknologi, para penyedia produk investasi, termasuk bank, berlomba memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai portofolio produk mereka, salah satunya melalui aplikasi mobile. Misalnya, aplikasi ONe Mobile dari Bank OCBC NISP akan memberikan kamu informasi mendetail mengenai portofolio investasi sehingga memungkinkan kamu mengambil keputusan yang lebih cepat guna mendapatkan hasil yang optimal.

        3. Investasi berisiko tinggi

        Return yang diharapkan dari produk investasi sejalan dengan risiko yang dimilikinya. Biasanya, semakin tinggi risiko yang dimiliki, semakin tinggi pula return yang bisa didapatkan. Oleh karena itu, jangan lupa sesuaikan profil risiko dengan kemampuan keuangan kamu.

        4. Risiko tertipu sangat tinggi

        Banyaknya informasi yang beredar mengenai investasi bodong juga membuat sebagian masyarakat enggan untuk berinvestasi. Kamu harus waspada. Jangan tergiur keuntungan yang tinggi dalam waktu singkat. Jangan lupa untuk selalu memastikan produk investasi yang kamu pilih terdaftar di OJK.

        5. Investasi hanya untuk mereka yang mengerti seluk-beluk keuangan

        Informasi manfaat dan?risiko, serta rekomendasi pilihan produk investasi kini tersebar luas di internet. Tidak perlu menjadi ahli ekonomi untuk mulai berinvestasi. Kamu hanya perlu mencari informasi sebanyak-banyaknya, lalu sesuaikan produk pilihan kamu dengan tujuan dan jumlah dana yang kamu miliki. Kamu bisa memperoleh informasi tersebut di mana saja. Salah satunya dengan mengikuti seminar-seminar yang membahas investasi secara mendalam.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: