Generali Indonesia membukukan total premi sebesar Rp3,2 triliun dan pertumbuhan premi bruto yang sangat baik hingga mencapai 21% dibanding tahun sebelumnya. Hasil yang baik ini mendorong perusahaan untuk meraih laba bersih sebesar Rp61,3 miliar hanya dalam 8 tahun beroperasi.
CEO Generali Indonesia, Edy Tuhirman, berkata bahwa hasil yang kuat di tahun 2017 menunjukkan ambisi Generali meskipun di tengah kompetisi yang sangat menantang. Setiap tahun, Generali berkembang dengan didorong oleh berbagai inovasi baru yang disesuaikan dengan perubahan kebutuhan nasabah dan perkembangan teknologi.
"Inovasi-inovasi dalam hal produk, proses dan layanan inilah yang terus mendukung pertumbuhan jalur distribusi yang kami miliki, baik keagenan, bancassurance,?maupun bisnis grup," ujar Edy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Tahun 2018 ini, fokus utama?Generali adalah memperkuat produk dan proses automasi atau digitalisasi, baik untuk nasabah maupun mendukung penjualan. Selain iPLAN Syariah dengan fitur wakaf yang diluncurkan di awal tahun, Generali juga akan terus melakukan perbaikan produk-produk bersifat kesehatan untuk menjawab kebutuhan keuangan nasabah, termasuk manfaat asuransi tambahan Medical Plan yang diluncurkan hari ini (23/4/2018).
Generali Indonesia juga menutup tahun 2017 dengan pertumbuhan yang cukup signifikan dan pendapatan premi yang kuat. Jumlah dana kelolaan meningkat sebesar 31% ke Rp4,4 triliun berkat hasil operasional yang positif. Sementara itu, rasio solvabilitas berada di posisi 317% (2,6 kali lipat dibanding minimum 120% yang ditetapkan pemerintah).
Premi bruto Generali berada di posisi Rp3,2 triliun, naik 21% dibandingkan Rp2,6 triliun di tahun 2016. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja produk unit link yang tumbuh 27% sebesar Rp2,7 triliun.
Dalam hal pemberian hak nasabah, sepanjang 2017, Generali mencatatkan dana klaim kepada nasabah sebesar Rp544,5 miliar, meningkat sebesar 32% dari tahun sebelumnya sebesar Rp413,4 miliar.
Jalur distribusi melalui bank rekanan (bancassurance) masih menjadi kontributor premi terbesar dengan total kontribusi 46%. Sementara itu, channel keagenan menyumbang 44%, dan bisnis kumpulan (group business) sebesar 10% dari total premi bruto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: