Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang information communication technology (ICT) semakin melambung. Untuk berpacu dengan perubahan dan menjaga pertumbuhan bisnisnya, perusahaan berbasis ICT terus berlomba-lomba dalam melakukan riset dan pengembangan. Menurut laporan The 2017 Global Innovation 1000 Study yang dikeluarkan oleh PWC Network, peringkat pertama untuk dana riset dan pengembangan sebetulnya diduduki oleh perusahaan yang bergerak di sektor consumer, yakni Amazon.com Inc dengan dana riset mencapai US$16,09 miliar. Di bawahnya, ada Alpabeth, Intel Corporation, dan Samsung menduduki peringkat lima besar. Sementara, Microsoft dan Apple masing-masing menduduki peringkat enam dan sembilan.
Menurut laporan tersebut, perusahaan global memiliki tren mengalihkan pengeluaran research & development (R&D) dari produk fisik ke piranti lunak dan jasa di masa mendatang. Perusahaan yang lebih banyak mengalokasikan anggaran R&D untuk penawaran piranti lunak melaporkan pertumbuhan pendapatan yang secara signifikan lebih pesat dibandingkan yang lain.
Dalam studi tersebut juga dinyatakan, pada tahun 2020, perusahaan akan mengalihkan mayoritas pengeluaran R&D mereka dari penawaran berbasis produk ke penawaran piranti lunak dan jasa. Kebutuhan untuk tetap memiliki keunggulan daya saing adalah alasan utama perusahaan mengalihkan anggaran R&D mereka ke piranti lunak dan jasa.
Alphabet Inc; Dana R&D US$13,95 Miliar
Agustus 2015 silam, Google mengubah struktur perusahaannya dan mengganti nama perusahaan induk menjadi Alphabet, perusahaan yang bergerak di bidang information communication technology (ICT), dengan industri utama software internet dan layanan.
Google memiliki banyak bisnis yang dijalankan, seperti Android, Search Engine, YouTube, Apps, Maps dan Ads. Namun, masih ada unit bisnis lainnya di bawah naungan Alphabet, yaitu Google X yang fokus pada pengembangan?proyek masa depan; Google Fiber yang mengurusi ranah industri telekomunikasi; Google Ventures yang fokus pada pengembangan dan pendanaan perusahaan-perusahaan berkembang.
Dalam laporan The 2017 Global Innovation 1000 Study, Alphabet merupakan perusahaan IT dengan alokasi dana riset terbesar, US$13,95 miliar pada tahun 2017. Jumlah tersebut naik 13,56% dibanding tahun sebelumnya. Dalam laporan tersebut disebutkan, Alphabet mengalokasikan dana risetnya paling banyak untuk pengembangan komputasi awan, pengembangan machine learning dan AI, drone dan autonomous cars, augmented and virtual reality, internet of things, serta blockchain.?
Intel Corporation; Dana R&D US$12,74 Miliar?
Perusahaan ICT yang bergerak di kelompok industri semikonduktor dan peralatan semikonduktor, Intel Corporation menduduki peringkat kedua perusahaan ICT dengan dana riset terbesar. Pada tahun 2017, perusahaan ini mengalokasikan dana riset US$12,74 miliar, meningkat 5,05% dibanding tahun sebelumnya.?
Perusahaan ini meningkatkan pengeluaran riset dan pengembangan di bidang-bidang, seperti teknologi manufaktur chip, kecerdasan buatan, aplikasi otomotif, memori non-volatil, dan area yang menurut tim manajemen perusahaan dianggap penting untuk pertumbuhan di masa depan.
Untuk mengimbangi pengeluaran biaya riset dan pengembangan, perusahaan menurunkan jumlah pegawai dan memindahkan pekerjaan ke geografi yang minim menggunakan orang.
Samsung Electronics Co, Ltd; Dana R&D: US$12,72 Miliar
Nama Samsung semakin melambung setelah fokus mengembangkan produk smartphone dan tablet. Beberapa produk elektronik keluaran perusahaan ini pun semakin laris di pasaran. Hal ini terjadi, boleh dibilang, karena keseriusan perusahaan dalam membiayai dan mengelola proses pengembangan produk barunya. Dana riset dan pengembangan yang digelontorkan perusahaan ini menduduki peringkat 3 terbesar di dunia untuk perusahaan ICT.?
Anggaran dana riset dan pengembangan perusahaan ini di tahun 2017 sebesar US$12,72 miliar, tumbuh 6,38% dari tahun sebelumnya. Sementara, pendapatan perusahaan di tahun yang sama tumbuh 0,6% dari US$166,67 miliar menjadi US$167,68 miliar. Jumlah pendapatan yang lebih besar dari perusahaan Google dan Intel sekalipun.?
Mereka memiliki fasilitas riset yang banyak, ada 42 tempat di seluruh dunia. Perusahaan selalu berusaha untuk membuat desain yang dapat menghadirkan tren baru di pasaran dan mematok standar yang tinggi. Samsung juga memiliki sistem organisasi riset dan pengembangan yang dinamakan The Samsung Advanced Institute of Technology (SAIT).?
Microsoft Corporation; Dana R&D: US$11,99 Miliar
Perusahaan software komputer terkenal di dunia, Microsoft Corporation menduduki peringkat ke-4 dalam hal dana riset dan pengembangan khusus untuk perusahaan ICT. Pada tahun 2017, perusahaan ini mengucurkan dana R&D sebesar US$11,99 miliar, kendati jumlah tersebut turun 0,48% dibanding tahun sebelumnya sebesar US$12,38 miliar. Di tahun itu perusahaan juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 8,82% dari US$93,58 miliar menjadi US$85,32 miliar.?
Penurunan pendapatan tersebut tampaknya memicu perusahaan untuk mulai memikirkan pengembangan bisnis lain, seperti saat Microsoft membeli Nokia untuk mengembangkan bisnis gadget. Tidak hanya fokus pada bisnis sistem perangkat lunak untuk komputer, Microsoft juga mulai melakukan riset dan pengembangan di bidang komputasi awan, machine learning dan AI, augmented and virtual reality, IoT, drone dan autonomous cars, serta blockchain.
Fasilitas penelitian dan pengembangan utama terletak di Redmond, Washington, yang mengoperasikan fasilitas penelitian dan pengembangan di bagian lain di Amerika Serikat dan seluruh dunia, termasuk Kanada, China, Denmark, Estonia, Jerman, India, Israel, dan Inggris.
Apple Inc; Dana R&D US$10,05 Miliar
Dari lima perusahaan ICT dengan dana R&D terbesar, Apple Inc berada di peringkat terakhir, dengan dana US$10,5 miliar. Dana tersebut mengalami pertumbuhan terbesar 24,52% dibanding tahun sebelumnya yang hanya US$8,07 miliar.?
Apple adalah perusahaan dengan produk yang memiliki prestis khususnya bagi sebagian masyarakat Indonesia, seperti iPhone, iPad, dan iMac.
Produk inovatif dari Apple berawal dari para desainer di perusahaan ini yang bebas mengembangkan idenya tanpa batas. Desainer di perusahaan ini diperlakukan seperti kalangan ningrat sehingga mengubah cara pandang mereka dalam menentukan sebuah produk. Kreativitas mereka tidak dibatasi oleh proses pembuatan dan biaya. Mereka bisa menciptakan apa pun tanpa harus memikirkan harga bahan-bahan yang digunakan atau berapa biaya produksinya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ratih Rahayu