Menjelang Pilkada Serentak 2018 di 171 daerah dan Pilpres 2019, perekonomian Indonesia masih relatif stabil karena sampai saat ini tidak ada sosok yang sangat kontroversial. Dengan demikian, sentimen politik yang dapat mempengaruhi ekonomi relatif kecil.
Director Ashmore Asset Management Indonesia, Arief Wana, menuturkan, kondisi politik Indonesia saat ini masih cukup stabil memasuki Pilkada dikarenakan tidak adanya sosok yang sangat kontroversial.?
"Sampai? saat? ini? dengan? kemungkinan? calon? Presiden? 2019? masih sama dengan calon Presiden 2014, kami melihat bahwa kestabilan politik bisa tetap terjaga,? kata Arief dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (9/5/2018).
Meski demikian, Indonesia perlu memerhatikan kondisi ekonomi global, khususnya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia dan pasar di Indonesia.
Menurut Arief, kondisi ekonomi saat ini bergantung pada kebijakan pemerintah terhadap hal-hal yang bisa memengaruhi anggaran Indonesia, termasuk bagaimana pemerintah menyikapi pelemahan rupiah, kenaikan harga minyak, dan pada saat yang bersamaan tidak mengorbankan kepentingan politik.
Dari sisi perekonomian global, Managing Director and Senior Portfolio Manager Manulife Asset Management Hongkong, Kenglin Tan, menjelaskan, perekonomian Asia memiliki fundamental yang cukup sehat yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi global. Indonesia tidak perlu khawatir dengan efek perang perdagangan atau trade war yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump.
?Upaya pemerintah Indonesia dalam menerapkan reformasi pajak dan mendorong pengembangan infrastruktur membuka jalan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Konsumen domestik yang kuat di Indonesia juga menawarkan peluang pertumbuhan yang sangat besar bagi investor domestik dan asing,? kata Kenglin.
Head of Wealth Management & Retail Digital Business Bank Commonwealth, Ivan Jaya, menuturkan kondisi politik tidak akan terlalu memberikan dampak yang besar terhadap kegiatan ekonomi. Sentimen politik saat ini relatif kecil dalam mempengaruhi ekonomi dan pasar. Kondusifnya kondisi politik membuat perekonomian Indonesia masih relatif stabil.
Ivan Jaya menjelaskan, saat ini memang sedang terjadi perbaikan perekonomian yang didorong oleh pemulihan perdagangan global, aktivitas investasi, serta terjadi merata baik di negara maju maupun di negara berkembang. Meski demikian, kondisi perekonomian global masih diwarnai oleh tensi perdagangan dan ketegangan geopolitik yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, Bank Commonwealth berkomitmen mendampingi nasabahnya dengan menghadirkan? berbagai solusi untuk membantu para nasabah mengantisipasi dampak dari perubahan kondisi ekonomi dan politik, salah satunya dengan mengadakan Market Outlook.
Market Outlook 2018 diadakan untuk memberikan wawasan serta informasi terbaru seputar kondisi ekonomi dunia, domestik, dan politik menjelang Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019 kepada para nasabah Premier Banking Bank Commonwealth agar mereka dapat melakukan perencanaan keuangan serta memilih instrumen investasi terbaik terutama di tahun politik ini.
Selain itu, sejalan dengan visi Bank Commonwealth, to excel at securing and enhancing the financial wellbeing of people, businesses and communities, Bank Commonwealth juga menyediakan solusi keuangan yang dapat mengoptimalkan investasi nasabah Premier Banking melalui Dynamic Model Portfolio.
Dynamic Model Portfolio merupakan layanan wealth management yang didesain untuk mengikuti pasar yang makin dinamis dan dapat mengoptimalkan imbal hasil investasi nasabah. Layanan Dynamic Model Portfolio akan merekomendasikan portofolio investasi yang dinamis sesuai kondisi pasar terkini dengan mempertimbangkan profil risiko setiap nasabah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Ratih Rahayu