PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk (TBIG) berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp1.036 miliar dan Rp895,5 miliar pada Q1 2018. Jika triwulan pertama ini disetahunkan, total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp4.145 miliar dan Rp3.582 miliar.
CEO TBIG,?Hardi Wijaya Liong, menuturkan, TBIG memiliki 23.661 penyewaan dan 13.557 sites telekomunikasi per 31 Maret 2018. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri atas 13.500 menara telekomunikasi dan 57 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 23.604, rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,75.
?Pada kuartal pertama tahun 2018, kami bertumbuh secara organik sebanyak 643 penyewaan, yang terdiri atas 48 sites telekomunikasi dan 595 kolokasi. Pertumbuhan kolokasi yang signifikan ini berhasil meningkatkan rasio kolokasi menjadi 1,75x dari 1,71x di akhir tahun 2017,? ujar Hardi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (28/5/2018).
Hardi menambahkan, dengan kurang lebih 52% dari sites TBIG berada di luar Jawa, pihaknya memiliki posisi yang baik untuk terus mengembangkan bisnis secara organik seriring dengan pelanggan telekomunikasi yang memadatkan jaringan mereka di seluruh negeri.
"Kami merasa nyaman dengan panduan pertumbuhan kami sebesar 2.500 penyewaan untuk tahun 2018,? imbuh Hardi.
CFO TBIG, Helmy Yusman Santoso, menuturkan, leverage?TBIG telah berkurang menjadi 4,8x, jauh di bawah covenant obligasi, untuk tidak lebih dari 6,25x untuk rasio pinjaman kotor (pada tingkat lindung nilainya) terhadap EBITDA kuartal terakhir yang disetahunkan.
?Pada RUPS Tahunan kami baru-baru ini, kami mendapatkan persetujuan pembelian kembali saham kami. Kami akan terus aktif membeli kembali saham dari pasar ketika run-rate EV/EBITDA kami berada di bawah kisaran target kami,"tutur Helmy.
Menurut Helmy, berdasarkan EBITDA kuartal pertama 2018 yang disetahunkan (run-rate EBITDA), pinjaman bersih di kuartal pertama 2018 (dengan mempertimbangkan kontrak lindung nilai) dan kapitalisasi pasar (disesuaikan dengan 1,97% saham treasuri per akhir Maret 2018), run-rate EV/EBITDA adalah ~11x berdasarkan harga saham Rp5.000.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: