Kemenetrian Perindustrian membantah pandangan bahwa penerapan sistem Industri 4.0 ini akan memicu pengangguran massal karena hampir semua pekerjaan akan dikerjakan robot.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara, mengatakan, akan tercipta hingga 10 juta lapangan pekerjaan dari implementasi Industri 4.0.
"Akan tercipta 10 juta lapangan pekerjaan hingga 2030," kata Ngakan mewakili Menteri Perindustrian dalam acara Dialog dan Buka Puasa bersama GE di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Selain menambah lapangan pekerjaan, Industri 4.0 juga akan mampu mendorong pertumbuhan PDB riil sebesar 1%-2% per tahun sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari baseline 5% menjadi 6%-7% pada periode 2018-2030.
Sementara itu, CEO GE Indonesia, Handry Satriago, menambahkan, kesiapan sumber daya manusia (SDM) berkeahlian merupakan salah satu pekerjaan rumah bagi Indonesia menuju era Industri 4.0. Apalagi, hingga kini kesenjangan keterampilan SDM masih menjadi salah satu tantangan di Indonesia.
Selain soal SDM, Handry menilai daya saing merupakan hal penting yang perlu ditingkatkan menuju Industri 4.0. Indonesia telah memperbaiki peringkatnya dalam Indeks Daya Saing Global dari 42 menjadi 36 dari 137 negara.
"Namun, kita masih berada di belakang negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand," kata dia.
Untuk meningkatkan daya saing Indonesia, lanjut Handry, perlu didorong produktivitas dan potensi pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan gelombang baru inovasi digital yang mulai berubah industri dan ekonomi secara keseluruhan.
"Di GE, kami menyebut gelombang inovasi baru ini sebagai future of work?yang terdiri dari tiga tren yang saling menguntungkan yakni industrial internet, advanced manufacturing, dan global brain," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: